Latar Belakang Kasus
Dengan kondisi alam dan masyarakat
yang sangat kompleks, maka semakin banyak bermunculan berbagai masalah
khususnya masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di
negara-negara maju yaitu semakin
banyaknya penderita Hipertensi. Di Indonesia, Peluang masyarakat menderita hipertensi
belum sebesar di negara maju. Namun ancaman penyakit ini tidak boleh diabaikan
begitu saja. Untuk mengatasi persoalan terserbut dibutuhkan kesadaran
masyarakat dalam mengontrol diri dan lingkungannnya demi keselamatan bersama
dari ancaman meluasnya penyakit hipertensi. 1
Secara
global, 9,4 juta meninggal setiap tahun dan 1,5 miliar orang di seluruh dunia yang
menderita karena tekanan darah tinggi atau hipertensi. Ini adalah faktor risiko
terbesar untuk Kematian terbesar dunia menyebabkan penyakit jantung, stroke dan
ginjal penyakit dan diabetes. Prevalensi hipertensi meningkat
secara signifikan pada periode belajar (2001: 18,4%; 2004: 22,0%; 2008: 20,8%),
sebagian besar karena laki-laki. 2
Hipertensi merupakan penyebab
kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7%
dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan
gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas
normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes
tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% dan
dimana hanya 7,2% penduduk yang
sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat
hipertensi. Ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi di masyarakat belum
terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita
hipertensi. 3
Banyaknya penderita hipertensi
diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4 % yang controlled
hypertension. Sebagai gambaran umum masalah hipertensi ini adalah : 4
- Tingkat prevalensi sebesar 6-15% pada orang dewasa. Sebagai suatu proses degeneratif, hipertensi tentu hanya ditemukan pada golongan dewasa. Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia.
- Sebesar 50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita HT. karena itu mereka cenderung untuk menderita hipertensi yang lebih berat karena penderita tidak berupaya mengubah dan menghindari factor risiko.
- Sebanyak 70% adalah HT ringan,karena itu hipertensi banyak diacuhkan atau terabaikan sampai saat menjadi ganas (hipertensi maligna)
- Sejumlah 90% HT esensil, mereka dengan HT yang tidak diketahui seluk-beluk penyebabnya. artinya, karena penyebabnya tidak jelas maka sulit untuk mencari bentuk intervensi dan pengobatan yang sesuai.
Definisi Kasus
Menurut Depkes,
hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari
140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat. Sedangkan definisi
WHO mengenai hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang bersifat konstan
pada saat istirahat. darah sistolik antara 140-160 mmHg disebut hipertensi
perbatasan.5
Hipertensi
adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang member gejala yang akan berlanjut
ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak ), penyakit jantung koroner
(untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi ventrikel kanan / left ventricle
hypertrophy (untuk otot jantung). Banyaknya penderita hipertensi diperkirakan
sebesar15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang controlled hypertension.
Yang dimaksud dengan hipertensi terkendali adalah mereka yang menderita
hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita hipertensi dan sedang berobat untuk
itu. 4
Penyakit hipertensi bukanlah penyakin menular, tetapi
penyakit ini harus diwaspadai. Penyakit ini akan menjadi masalah kesehatan yang
serius jika tidak terkendali. Karena akan mengakibatkan komplikasi yang
berbahaya dan berakibat fatal antara lain stroke, PJK dan gagal ginjal.
Hipertensi membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitanya untuk
menderita stroke dan 6 kali lebih besar untuk serangan jantung, serta 5 kali
lebih besar kemungkinan meninggal karena gagal jantung. 6
Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran
rata-rata dua kali atau lebih pengukuran pada dua kali atau lebih kunjungan.
Klasifikasi
Berdasarkan
tabel diatas, Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan nilai
normal pada tekanan darah sistolik (TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah
diastolik (TDD) < 80 mm Hg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori
penyakit tetapi mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cendrung
meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat
(stage) hipertensi, dan semua pasien pada kategori ini harus diberi terapi
obat. Contohnya, tekanan darah seseorang tiga bulan terakhir adalah 120/90
mmHg. Dengan demikian orang tersebut sudah termasuk dalam kategori hipertensi
stadium 1. Dalam keadaan ini perubahan/modifikasi pola hidup (termasuk di
dalamnya adalah pola makan dan aktivitas fisik) memegang peranan penting dalam
penatalaksanaannya.
Faktor Resiko
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kasus :
1. Faktor Ginetik
- Usia, dimana usia diatas 45
tahun akan lebih banyak mengalami hipertensi.
- JenisKelamin, pria maupun wanita memiliki
resiko untuk menderita hipertensi, pada umur < 45 tahun proporsi laki-laki
lebih banyak untuk hipertensi sedangkan diatas 55 tahun resiko pria dan
wanita terhadap hipertensi relatif sama.
- Ras
(Suku), berdasarkan
riwayat awal orang yang banyak mengalami hipertensi adalah orang-orang
Amerika.
- Keturunan, adanya riwayat penyakit
hipertensi pada garis keluarga (30-60% diturunkan secara genetis). 7
2. Faktor Lingkungan
- Pola
makan, diet,
makan makanan kadar garam tinggi, makan kudapan dalam jumlah banyak.
- Merokok, sering minum-minuman yang
beralkohol.
- Inaktivitas
fisik, olahraga
tidak teratur, istirahat kurang, pekerja berat. 7
- Obesitas.
3. Faktor Psikologis
- Beban
ekonomi, dimana
yang telah mengalami hipertensi harus memikirkan biaya pengobatan, biaya
hidup.
- Stress, adanya beban psikologis dalam
diri, pekerjaan yang berat. 7
a. Tabel Level Pencegahan Hipertensi 4
b. Upaya Pencegahan
1. Fase Pre-Pathogenesis
(pencegahan Primer)
- Meningkatkan
pengetahuan dan pendidikan tentang bahaya penyakit hipertensi
- Menerapkan
dan meningkatkan perilaku hidup sehat
- Makan
cukup sayur dan buah
- Rendah
garam dan lemak
- Tidak
merokok dan tidak konsumsi alkohol
- Istirahat
yang cukup dan olahraga
- Hindari
kegiatan yang menimbulkan stress
- Mengenali
penyakit lain pemicu hipertensi
2. Fase Pathogenesis
(Pencegahan Sekunder)
- Pemeriksaan berkala
1.
Pengukuran Tekanan Darah
2.
Mengendalikan tensi secara teratur agar tetap stabil
- Pengobatan/Perawatan
1.
Pengobatan segera
2.
Menghindari komplikasi
3.
Menstabilkan tekanan darah
4.
Memperkecil efek samping pengobatan
5.
Mengobati penyakit penyerta seperti; DM, PJK, dll
6.
Menghindari faktor risiko hipertensi media pencegahan hipertensi
9
(Pencegahan Tersier)
2. Mencegah memberatnya tekanan darah tinggi
sehingga tidak menimbulkan
kerusakan pada jaringan
tubuh
3. Memulihkan
kerusakan organ dengan obat anthipertensi
4. Mengontrol tekanan darah sehingga tidak
menimbulkan komplikasi penyakit seperti stroke, PJK dll
5. Melakukan penanganan tepat dan cepat,
menghindari kecacatan dan kematian akibat hipertensi tak terkendali
1. Menurunkan tekanan darah ketingkat normal
1. Hubungan Konsumsi Susu Dengan Kejadian Hipertensi
Hasil studi oleh Leena
Seppo, et al yang diterbitkan dalam Journal of The
American Clinical Nutrition menyimpulkan bahwa orang dewasa yang mengonsumsi
satu gelas susu cair segar rendah lemak atau produk susu setiap hari memiliki
kemungkinan 37 % lebih rendah hipertensi dan penyakit jantung lainnya dibanding
dengan yang tidak mengonsumsi susu cair segar sama sekali. Ada tiga mekanisme
konsumsi susu terhadap pencegahan hipertensi , yakni lewat kandungan kalium
(K), peranan ACE Inhibitor, dan peranan kasium (Ca). Mekanisme pertama, melalui
kandungan kalium (K) yang terkandung dalam susu membantu dalam fungsi syaraf,
pengendalian otot, dan tekanan darah. Mekanisme kedua yang mencegah hipertensi
adalah lewat ACE Inhibitor. Mekanisme ketiga adalah peranan kaslsium (Ca) dalam
susu. Konsumsi Ca yang tinggi akan menurunkan kekentalan darah. Hasilnya,
aliran darah menjadi cepat sehingga tidak perlu tekanan yang tinggi untuk
membuat darah terus mengalir. Jadi, Konsumsi susu merupakan salah satu faktor
protektif terjadinya hipertensi. 11
2. Kebisingan Memicu Timbulnya Hipertensi
Fakta terbaru juga
menyebutkan bahwa kebisingan dapat memicu timbulnya hipertensi. Hasil
penelitian yang di lakukan oleh Boedhi Raharjani, pada pekerja PT. Kereta Api
Indonesia didapatkan hasil yaitu tekanan darah sebelum kerja rata-rata dalam
batas normal, namun sesudah kerja dicatat adanya kenaikan tekanan darah baik
sistolik maupun diastolik. Keadaan ini diduga kuat bukan disebabkan oleh beban
kerja masinis (ringan), tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor tingginya
tingkat kebisingan di dalam kabin kerja masinis. Oleh sebab itu, faktor
kebisingan juga dapat memicu timbulnya hipertensi. Hal tersebut berkaitan
dengan tingginya intensitas kebisingan dapat meningkatkan tekanan darah. 10
3. Pengaruh konsumsi teh
hitam terhadap hipertensi
Orang yang secara teratur minum teh
hitam dapat mengambil manfaat dari sedikit penurunan tekanan darah. Sebuah
riset terbaru yang dilakukan para peneliti dari Australia yakni Jonathan
Hodgson menemukan, mereka yang rutin meminum teh hitam setiap hari, mungkin
akan mendapatkan sedikit manfaat tambahan dalam menurunkan tekanan darah tinggi
(hipertensi). Para peneliti menduga bahwa senyawa flavonoid yang banyak
ditemukan dalam teh, memiliki fungsi vital dalam mencegah hipertensi. Setelah
enam bulan, peserta yang minum teh hitam mengalami penurunan tekanan darah
sistolik sebesar 2 mmHg, dan tekanan darah diastolik mereka juga turun
sekitar 2 mm Hg. Meski penurunannya tidak terlalu signifikan, konsumsi teh
hitam cukup membantu penurunan tekanan darah dan mencegah hipertensi. 8
KESIMPULAN
Secara global, 9,4 juta meninggal setiap tahun dan 1,5 miliar orang di seluruh dunia yang menderita karena tekanan darah tinggi atau hipertensi. Menurut Depkes, hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat. Adapun Faktor resiko dari penyakit hipertensi adalah genetik, lingkungan, psikologis. Pencegahan yang dapat dilakukan melalui tahapan primer, sekunder dan tersier.
- Soenardi, tuti. dkk. 2001. Hidangan sehat untuk penderita hipertensi. Gramedia. Jakarta.
- WHL. 2013. Healthy Blood Pressure Healthy Heart Beat. World Hypertension League. Dalam http://www.worldhypertensionleague.org/documents/WHD/2013/WHD%202013%20brochure.pdf diakses tanggal 20 maret 2013.
- Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan. 2010. Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Dalam http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.html diakses tanggal 20 maret 2013.
- M.N, Bustan. 2007. Epidemiologi: Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta. Jakarta.
- Lidya, Hendra Andriyani. 2009. StudiPrevalensi-LiteraturHipertensi. FKM UI. Jakarta. Dalam http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126299-S-5713-Studi%20prevalensi-Literatur.pdf diakses tanggal 20 Maret 2013.
- Dalimatha, Setiawan. dkk. 2008. Care Your Self, Hipertensi. Penebar Plus+. Jakarta.
- Brashers, Valentina. L. 2001. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen Ed 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
- Admin. 2013. Masalah Darah Tinggi Bisa Diatasi Dengan Minum Teh Hitam. Dalam http://www.ilmukesehatan.com/617/masalah-darah-tinggi-bisa-diatasi-dengan-minum-teh-hitam.html diakses tanggal 8 maret 2013.
- Kholid, Ahmad. 2012. Media Pencegahan Hipertensi. http://www.4shared.com/photo/_lLbbGXW/media_pencegahan_hipertensi.html diakses tanggal 23 Maret 2013.
- Babba, Jennie. 2007. Hubungan Antara Intensitas Kebisingan diLingkungan Kerja dengan Peningkatan Tekanan Darah. Dalam http://eprints.undip.ac.id/17966/1/JENNIE_BABBA.pdf diakses tanggal 8 maret 2013.
- Wijayanti, Hartanti Sandi. 2007. Hubungan Konsumsi Susu Dengan Kejadian Hipertensi. Dalam http://eprints.undip.ac.id/26129/1/104_Hartanti_Sandi_Wijayanti__G2C003252.rtf_A.pdf diakses tanggal 8 maret 2013.
gif creator is here
@firaagsya @wulandaari
Puspita Selviani
Feby Happymonica
Widi A. Casimira Daeli
Neni Yunita (10111001030)
BalasHapusapakah ada hubungan hipertensi dengan disfungsi seksual, jelaskan!
terima kasih prtnyaannya
Hapusberdasarkan beberapa sumber, hipertensi memang penyebab umum dari disfungsi seks. tapi kebanyakan terjadi pada laki2, yg disebut disfungsi ereksi. Hal ini karena kondisi tekanan darah tinggi merusak lapisan pembuluh darah yang berkontribusi terhadap pengerasan arteri(aterosklerosis).sehingga mengurangi aliran darah ke penis dan membuatnya menjadi tantangan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi penis. sedangkan pada wanita, Tekanan darah tinggi mengganggu aliran darah ke organ seksual (vagina). Hal ini menyebabkan disfungsi seksual, dimana lebih ke efek kekeringan vagina dan kesulitan dalam mencapai orgasme. :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDian Febrianty (10111001026)
BalasHapusAssalamu'alaykum teman :)
mau tanya yang ada pada tabel level pencegahan hipertensi. disitukan pada perjalanan hipertensi pada level patagonesis yaitu hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat.
yang ingin saya tanyakan, apa perbedaan signifikan dari ketiga hipertensi tersebut? bagaimana keadaan seseorang tersebut dikatakan hipertensi ringan, sedang ataupun berat dari tanda dan gejala serta keadaan yang penderita alami ? terimakasih :) wassalam..
maaf sebelumnya, saya mau menambahkan pertanyaan ke2 : yang saya tahu Hipertensi itu sangat berbahaya pada ibu yang sedang hamil. Yang ingin saya tanyakan, mengapa bisa berbahaya? dan bahayanya itu lebih tinggi kepada ibu atau ke janin yang ada di dlm kandungannya? dan bagaimana cara mengatasi hipertensi pada ibu hamil tersebut?
Hapusterimkasih lagi :)) maaf merepotkan :p
Dian Febrianty. 10111001026
Walaikumsalam
HapusTerima kasih atas pertanyaannya dian
Dari berbagai sumber, menurut kelompok kami perbedaan signifikan dari hipertensi ringan, sedang dan berat adalah :
1. Hipertensi ringan
Hipertensi ini bisa dikatakan hipertensi stadium 1 yang memiliki Tekanan darah Sistolik 140-159 mmhg dan Tekanan darah Diastolik 90-99 mmhg. Adapun tanda dan gejala yang dialami penderita yaitu :
- Sakit kepala
- Pusing atau migraine
- Gangguan penglihatan
- Rasa berat ditengkuk
- Mudah lelah, mudah marah, cemas dan sulit tidur.
2. Hipertensi sedang
Hipertensi ini bisa dikatakan hipertensi stadium 2 yang memiliki Tekanan darah Sistolik 160-179 mmhg dan Tekanan darah Diastolik 100-109 mmhg. Adapun tanda dan gejala yang dialami penderita yaitu :
- Rasa sakit pada dada dan menjalar kerahang , lengan, punggung atau perut bagian atas.
- Jantung bertambah besar
- Aliran darah terganggu yang bisa mengakibatkan serangan jantung
3. Hipertensi berat
Hipertensi ini bisa dikatakan hipertensi stadium 3 yang memiliki Tekanan darah Sistolik 180-209 mmhg dan Tekanan darah Diastolik 110-119 mmhg. Adapun tanda dan gejala yang dialami penderita yaitu :
- Kegagalan organ seperti susah bernafas
- Sulit berbaring datar
- Gembung pada kaki dan pergelangan kaki
- Gagal ginjal
- Jika ke otak bisa menyebabkan stroke, pembuluh darah tersumbat atau pecah
- Gangguan pembuluh darah mata yang bisa mengakibatkan kebutaan
- Retinophaty
- Myocardiac Infark
Untuk jawaban PERTANYAAN KE 2 :
HapusMenurut kelompok kami, hipertensi memang berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Tidak ada yang lebih tinggi atau rendah pada ibu atau janinnya, semuanya berisiko atas bahaya dari hipertensi itu sendiri.
Bagi IBU HAMIL, Hipertensi dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual, bahkan muntah dan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal atau organ tubuh yang lainnya seperti jantung, dll.
Bagi JANIN, Hipertensi dapat menyebabkan solusio plasenta atau terlepasnya ari-ari, organ yang menyambungkan tubuh ibu dengan janin sekaligus jadi selang pengantar zat makanan. Jika ari-ari terlepas, maka janin tidak mendapatkan suplai makanan apapun. Hipertensi juga meningkatkan kemungkinan pre-eclampsia, gangguan kesehatan yang umumnya terjadi pada pertengahan kehamilan. Pre-eclampsia ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, edema atau pembengkakan pada bagian tangan dan kaki, serta meningkatnya kadar protein dalam urin. Pre-eclampsia dapat berbahaya karena meningkatkan risiko kematian janin dan perdarahan saat persalinan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi pada ibu hail adalah :
- Tidak minum minuman keras atau minuman beralkohol
- Hentikan kebiasaan merokok merokok, dan jauhi lingkungan perokok.
- Hindari stress.
- Lakukan pola makan yang sehat, antara lain dengan konsumsi protein tinggi, hindari konnsumsi berlebih makanan yang mengandung hidrat arang dan garam berlebih.
- Lakukan olah raga yang sesuai (dianjurkan berkonsultasi, untuk menentukan olah raga yang sesuai untuk ibu hamil).
- Dianjurkan mengkonsumsi makanan yang dapat membantu menurunkan tekanan darah seperti coklat, ikan buah jeruk, buah pisang dan ikan.
- Jangan lupa untuk melakukan kontrol ke dokter secara rutin terhadap kehamilan ibu dan ikuti petunjuk yang disarankan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusterimakasih banyak wulan atas jawabannya, saya sangat puas atas jawaban kalian dan merasa sudah sangat jelas atas pertanyaan yang saya berikan tadi.
Hapus\(^o^)/
sama-sama dian :) hehe
HapusMAHARANI ( 10111001009)
BalasHapusPERTANYAAN : Mengapa saat seseorang itu marah nya meledak-ledak (marah besar) cenderung bisa meningkatkan tekanan darah, apakah ada kerja hormon atau sistem didalam tubuh yang mempengaruhi naiknya tekanan darah
Marah merupakan stress emosional yang terjadi pada diri seseorang. Menurut Gunawan(2001), stres dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat dan kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.
Hapusdijelaskan juga, kelenjar adrenal yang terdapat diatas tiap-tiap ginjal mempunyai lapisan dalam dan luar ini dapat mengeluarkan berbagai hormone ke dalam aliran darah. bagian dalam kelenjar adrenal disebur medulla yang mengeluarkan adrenalin atau hormone yang dihasilkan sebagai akibat salah satunya dari rasa marah. Adrenalin ini dapat meningkatkan denyut jantung. Selain itu, medulla juga menghasilkan hormone noradrenalin yang juga menyebabkan kontraksi otot arteri dan meningkatkan tekanan darah. Sehingga dapat dikatakan apabila seseorang marah berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.
Dari sumber lain, berkaitan dengan hubungan antara marah dan hipertensi, dijelaskan hingga saat ini hubungannya masih belum jelas. Jadi tidak benar kalau orang sering marah pasti terkena hipertensi. Mudah marah hanyalah salah satu gejala hipertensi. Ini disebabkan stress yang meningkatkan aktivitas hormone adrenalin. Tapi marah tidak bisa dikategorikan sebagi penyebab hipertensi. Tapi sebagai salah satu faktor risiko (sebagai pemicuh terjadinya peningkatan tekanan darah)
terimakasih teman jawabannya
Hapusoya, terima kasih juga atas pertanyaannya :)
HapusRisma Oktaria (10111001045)
BalasHapusAssalamu'alaikum
saya pernah mendengar bahwa coklat dapat menurunkan tekanan darah, apakah pernyataan tersbut benar ?
jika benar, kandungan apa yang terdapat di dalam coklat tersebut sehingga dapat menurunkan tekanan darah tinggi ?
mohon penjelasannya
terimakasih :)
Sebelumnya terimakasih untuk pertanyaannya.
HapusPernyataan tersebut memang benar, meski penelitian konsumsi coklat dapat menurunkan tekanan darah masih terus dilakukan oleh para ahli. Berdasarkan sumber yang saya baca coklat terutama jenis dark choco memiliki potensi menurunkan tekanan sistolik hingga 5 mmHg. Penelitian di Italia tahun 2008 menemukan orang yang mengonsumsi dark chocolate setiap hari selama 15 hari bisa membantu menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 4,5 poin dan diastoliknya sebesar 4,2 poin.
Dark chocolate kaya akan kandungan flavonoid atau flavonol. Senyawa ini yang berperan membantu menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Flavonol adalah senyawa yang diambil dari biji kakao (chocolate) dan menghasilkan asam nitrat dalam tubuh. Asam nitrat atau nitrat oksida inilah yang membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah akan lebih relaks dan menyebabkan aliran darah meningkat serta lancar sehingga tekanan darah pun menurun.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNice posting teman... ada sedikit pertanyaan..
BalasHapusSeperti disebutkan diatas bahwa faktor resiko dari hipertensi adalah obesitas.. bisakan teman2 menjelaskan, apa hubungan antara obesitas dan hipertensi.. bagaimana obesitas bisa menjadi faktor resiko dari hipertensi tersebut? :)
Terimakasih atas pertanyaannya ifa :)
HapusMenurut kelompok kami, obesitas dapat menjadi factor resiko hipertensi, karena :
- Keadaan berat badan yang meningkat akan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah jaringan lemak. Tubuh akan bekerja keras untuk membakar kelebihan kalori yang masuk. Pembakaran kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam darah yang cukup. Semakin banyak kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan oksigen dalam darah. Makin banyak darah yang melalui arteri makin besar tekanan terhadap dinding arteri. Banyaknya pasokan darah tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras. Dampaknya tekanan darah orang yang obesitas cenderung tinggi dan dapat memicu terjadinya hipertensi.
- Selain itu, orang dengan kondisi obesitas rentan terhadap hipertensi karena peningkatan berat badan juga meningkatkan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin ini terkait dengan retensi natrium dan air sehingga volume darah meningkat dan tekanan darah meningkat pula sehingga dapat mengakibatnya terjadinya hipertensi.
- Orang yang gemuk, jantungnya bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini dapat dipahami karena biasanya pembuluh darah orang-orang yang gemuk terjepit kulit yang berlemak. Keadaan ini diduga dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah.
siip.. makasi jawabannya ulaan.. \(^_^)/
Hapusassalamu'alaikum teman-teman
BalasHapussaya mau bertanya, seperti yang kita ketahui bahwa faktor resiko dari hipertensi cukup banyak , hal ini tentu akan membuka peluang pada pada setiap orang dengan berbagai usia termasuk anak-anak. yang ingin saya tanyakan adalah
1. seberapa besar resiko anak-anak untuk terkena hipertensi?
2. faktor-faktor dominan apa saja yang menyebabkan hipertensi pada anak?
3. cara mendeteksi dini untuk meningkatkan kewaspadaan hipertensi pada anak mengingat kecenderungan masyarakat yang menganggap bahwa hipertensi merupakan penyakit orang dewasa.
terima kasih.. maaf agak banyak... heheheheeh
#keep hamasah..
By: SRI LESTARI (10111001021)
Terima kasih atas pertanyaannya :)
HapusMenurut kelompk kami, hipertensi cukup umum terjadi pada anak dan remaja (2–9% bergantung pada usia, jenis kelamin, dan etnisitas) dan dikaitkan dengan risiko jangka panjang mengalami kesehatan yang buruk. Angka hipertensi pada anak-anak semakin meningkat dari 1-3 persen dari populasi anak menjadi 10 persen diungkapkan oleh seorang dokter spesialis anak konsultan penyakit ginjal anak Rumah Sakit Telogorejo Semarang, Rochmanadji Widajat.
Hipertensi juga dapat tidak diketahui penyebabnya. Anak-anak yang menderita hipertensi ringan, tidak dijumpai adanya penyakit lain. Namun, pada anak-anak yang dirawat di RS dijumpai beberapa penyakit sistemik yang menyertai hipertensi. Penyakit-penyakit itu antara lain penyakit ginjal akut, penyakit ginjal kronik, tumor dan infeksi berat (penyakit syaraf pusat), penyempitan pembuluh darah, serta diabetes mellitus.
Semakin muda usia anak, Rochmanadi mengatakan, semakin besar kemungkinan penyakit-penyakit sistemik itu diderita oleh anak yang mengalami hipertensi. Tetapi anak yang sudah berusia lebih tua, biasanya hipertensi yang diderita disebabk an oleh pola makan dan gaya hidup. Pada bayi, gejala hipertensi biasanya rewel berkepanjangan. Sedangkan pada anak besar, gejala hipertensi antara lain sakit kepala, gelisah, berdebar-debar, hingga sesak nafasMeskipun tidak banyak, kasus hipertensi pada anak, disebutkan Rochmanadi dapat berlangsung hingga usia dewasa dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Pada anak, biasanya hipertensi disebabkan oleh penyakit ginjal, syaraf pusat, jantung dan pembuluh darah, serta endokrin. Namun factor dominan yang menyebabkan hipertensi pada anak adalah obesitas, riwayat keluarga tekanan darah tinggi dan gangguan tidur
Untuk mendeteksi dini untuk meningkatkan kewaspadaan hipertensi pada anak yaitu orangtua perlu mencegah risiko tersebut dengan mencegah anak yang sedang bertumbuh untuk tidak kelebihan berat badan (obesitas), waspada dengan anak yang sering sakit demam (dengan atau tanpa gejala lain), waspada dengan anak yang sakit perut atau sakit pinggang berulang, sakit saat buang air kecil, serta waspada ketika mata anak terlihat sembab di pagi hari serta selalu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk melihat apakah terdapat gangguan kesehatan pada anak tersebut.
Jesica Joana Khalim (10111001031)
BalasHapusApakah hipertensi pasti menimbulkan komplikasi? Bagaimana mengurangi resiko terjadinya komplikasi pada penderita hipertensi?
Bagaimana cara penanganan hipertensi emergency yang memerlukan penurunan tekanan darah dalam waktu kurang dari satu jam?
Trimakasih :D
terimakasih atas pertanyaannya jj :)
Hapusbaiklah, kami akan mencoba menjawab pertanyaan diatas
Hipertensi belum tentu menimbulkan komplikasi. Kebanyakan penderita hipertensi memang cenderung mengalami komplikasi, hal itu dikarenakan hipertensi seiringkali tidak terdeteksi sejak awal dan penderita baru mengetahui penyakitnya ketika sudah terkena penyakit lain/komplikasi. Komplikasi terjadi karena penderita hipertensi tidak mengontrol tekanan darahnya dan tidak mengobati hipertensi secara rutin.
Penderita hipertensi dapat mengurangi risiko terjadi komplikasi dengan cara:
• Mengendalikan tekanan darah dan memeriksa tekanan darah secara rutin disertai pemeriksaan untuk pemantauan risiko komplikasi
• Apabila penderita diabetes, maka harus mengendalikan kadar gula darahnya
• Mengkonsumsi obat secara rutin
• Berolah raga
• Lakukan pemantauan terhadap hipertensi dengan melakukan test Laboratorium
Dari sumber lain menjelaskan, untuk mencegah komplikasi setiap pasien dengan hipertensi wajib selalu mengontrol secara rutin keadaan tekanan darahnya. mengkonsultasikan dengan dokter setiap keluhan yang dialami dan obat apa saja yang harus anda minum. Serta jangan lupa berkonsultasi secara lengkap dalam menangani hipertensi. Jangan mencoba berbagai macam obat herbal untuk hipertensi atau pengobatan tradisional yang belum ada bukti penelitiannya, kecualinya adanya rekomendasi dari dokter.
Mengurangi risiko komplikasi hipertensi juga dapat diupayakan sesuai dengan pencegahan tingkat sekunder dan tersier yang telah dijelaskan di pembahasan kelompok hipertensi ini. :)
referensi: http://drwox.com/komplikasi-hipertensi-atau-tekanan-darah-tinggi-yang-harus-anda-ketahui/; http://prodia.co.id/tips-kesehatan/komplikasi-terhadap-hipertensi
sambungan...
HapusPenanganan hipertensi emergency dilakukan dengan cara pengobatan yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah secepat dan seaman mungkin yang disesuaikan dengan keadaan klinis penderita. Pengobatan biasanya diberikan secara parenteral dan memerlukan pemantauan yang ketat terhadap penurunan tekanan darah untuk menghindari keadaan yang merugikan atau munculnya masalah baru.
Obat yang ideal untuk keadaan ini adalah obat yang mempunyai sifat bekerja cepat, mempunyai jangka waktu kerja yang pendek, menurunkan tekanan darah dengan cara yang dapat diperhitungkan sebelumnya, mempunyai efek yang tidak tergantung kepada sikap tubuh dan efek samping minimal.
Penurunan tekanan darah harus dilakukan dengan segera namun tidak terburu-buru. Penurunan tekanan darah yang terburu-buru dapat menyebabkan iskemik pada otak dan ginjal. Tekanan darah harus dikurangi 25% dalam waktu 1 menit sampai 2 jam dan diturunkan lagi ke 160/100 dalam 2 sampai 6 jam. Medikasi yang diberikan sebaiknya per parenteral (Infus drip, BUKAN INJEKSI). Obat yang cukup sering digunakan adalah Nitroprusid IV dengan dosis 0,25 ug/kg/menit. Bila tidak ada, pengobatan oral dapat diberikan sambil merujuk penderita ke Rumah Sakit. Pengobatan oral yang dapat diberikan meliputi Nifedipinde 5-10 mg, Captorpil 12,5-25 mg, Clonidin 75-100 ug, Propanolol 10-40 mg. Penderita harus dirawat inap.
sumber: http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/12/hipertensi-emergency-tugas-kepaniteraan.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPetanyaan dari kelompok diabetes
BalasHapusMengapa obesitas memperngaruhui timbulnya hipertensi, padahal mereka yg berukuran tubuh normal juga bnyak yg terkena hipertensi, tolong dijelakan ya...
Terimaksh :)
Terima kasih atas pertanyaanya :)
Hapusmenurut kelompok kami, mereka yang berukuran normal banyak yang terkena hipertensi akibat beberapa faktor seperti stress, pola hidup, genetik dan lain-lain.
Orang yang Obesitas dapat memicu timbulnya hipertensi karena :
- Keadaan berat badan yang meningkat akan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah jaringan lemak. Tubuh akan bekerja keras untuk membakar kelebihan kalori yang masuk. Pembakaran kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam darah yang cukup. Semakin banyak kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan oksigen dalam darah. Makin banyak darah yang melalui arteri makin besar tekanan terhadap dinding arteri. Banyaknya pasokan darah tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras. Dampaknya tekanan darah orang yang obesitas cenderung tinggi dan dapat memicu terjadinya hipertensi.
- Selain itu, orang dengan kondisi obesitas rentan terhadap hipertensi karena peningkatan berat badan juga meningkatkan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin ini terkait dengan retensi natrium dan air sehingga volume darah meningkat dan tekanan darah meningkat pula sehingga dapat mengakibatnya terjadinya hipertensi.
- Orang yang gemuk, jantungnya bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini dapat dipahami karena biasanya pembuluh darah orang-orang yang gemuk terjepit kulit yang berlemak. Keadaan ini diduga dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMariani Juliana Lumban Gaol (10111001011)
BalasHapusBagaimana cara menghindari komplikasi akibat hipertensi dan apakah benar hipertensi dapat menyebabkan kematian?
Tolong dijelaskan ya teman"...
terima kasih atas pertanyaannya :)
Hapusmenurut kelompok kami, hipertensi dapat menyebabkan kematian apabila penyakit tersebut tidak ditangani dengan baik ( dibiarkan saja ), pengobatan yang salah atau akibat terjadinya komplikasi penyakit dari hipertensi seperti PJK, gagal ginjal, stroke yang dapat memicu cepatnya tejadi gangguan kesehatan dan dapat berakibat fatal.
Hipertensi bukan saja penyakit mematikan, tapi juga pemicu terjadinya penyakit jantung dan stroke. Meski demikian, hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah, tentunya dengan upaya perbaikan gaya hidup dan mengatasi faktor risikonya. Upaya-upaya ini tidak hanya ditujukan untuk orang sehat, tapi juga kelompok risiko tinggi maupun pasien hipertensi itu sendirikatanya.
Adapun cara menghindari komplikasi akibat hipertensi adalah :
1. Pertahankan berat badan ideal. Atur pola makan, antara lain tidak mengonsumsi makanan tinggi garam dan tinggi lemak, serta perbanyak konsumsi buah dan sayur
2. Olahraga teratur. Sedapat mungkin atasi stres dan emosi
3. Hentikan kebiasaan merokok
4. Hindari minuman beralkohol
5. Periksa tekanan darah secara berkala. Dan lakukan pengecekan ulang minimal setiap 2 tahun untuk kelompok nomotensi dan setiap tahun untuk kelompok pre hipertensi, yaitu tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-90mmHg dan
6. Bila diperlukan konsumsi obat-obatan penurunan tekanan darah serta makan secara teratur.
Terima kasih atas semua pertanyaannya :) semoga jawabannya memuaskan dan sesuai apa yang diharapkan :) SALAM KOMPAK 2011 :)
Hapus