Kumpulan literatur ilmiah mengenai penyakit-penyakit tidak menular yang dihimpun oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya Angkatan 2011

24 Mar 2013

ASMA


Presented By :
Fitriana Mayatama (10111001007)
Meilinda Elvita (10111001012)
Nyayu Nur Qomaria (10111001017)
Sri Lestari (10111001021)
Sri Yuli Rahayu (10111001022)

Contak Person: nyayunurqomaria@ymail.com



PENDAHULUAN
    Asma adalah penyakit yang menyerang saluran pernafasan yang bisa menyerang siapa saja, namun penderita paling banyak adalah para anak-anak. Menurut KEMENKES (2008) , 100 hingga 150 juta orang di dunia menderita asma, jumlah ini diperkirakan akan meningkat sebanyak 18.000 kasus setiap tahunnya. Setiap negara di dunia memilki kejadian kasus asma yang berbeda-beda.[1]
Di Asia khususnya Asia Tenggara 1 dari 4 orang yang menderita asma mengaami masa yang tidak produktif karena tidak bekerja akibat asma. bisa dibanyangkan berapa kerugian yang dialami. Menurut Miol, penderita asma 3.3% penduduk Asia Tenggara adalah orang-orang yang menderita asma[2]. Dimana kasus asma banyak terjadi di Indonesia, Vietnam, Thailand, Filiphina dan singapura.
Sedangkan menurut RISKESDAS (2007) di Indonesia prevalensi penderita asma diperkirakan masih sangat tinggi. Bedasarakan depkes persentase penderita asma di indonesia sebesar 5,87% dari keselurahan penduduk Indonesia. Dimana masih banyak penderita asma yang belum mendapatkan perawatan dokter[3].Hal itu membuat angka kematian karena penyakit asma tergolong tinggi di Indonesia.
Saat ini pengendalian asma hanya bersifat kuratif dan kurang memperhatikan aspek preventifdan promotif. Padahal melalui aspek ini asma yang sifatnya menetap dapat dikendalikan sehingga tidak membuat gejalanya berulang dan menggagu aktifitas.

DEFINISI KASUS
Asma adalah penyakit yang menyerang saluran pernafasan manusia, Arif ( 2009), asma adalah penyakit yang menyerang bronkus dan bronkiolus dimana terjadi saluran paru-paru tersebut menjadi sensitif, bronkus dan bronkiolus adalah percabangan dari trakea[4]. Bronkus kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus dan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus yang masing-masingnya bermuara ke alveolus.




Menurut KEMENKES (2008), asma adalah inflamasi abnormal bersifat kronik pada saluran nafas yang menyebabakan hipersensitif bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala berulang seperti menggigil, batuk, sesak nafas dan berat di dada, biasanya terjadi pada malam atau dini hari yang bersifat reversible baik denganatautanpapengobatan.[2]
Konferensi GINA (1998), asma adalah gangguan pernafasan kronik menyerang bronkus dan bronkiolus yang bersifat hipersensitif yang disebabkan oleh alergi debu, bulu hewan,iritasi bahan kimia, kecoak,asap rokok,emosi, obat-obatan.[5]
Menurut WHO ( 2006 ) , saat terjadi asma, lapisan bronkus membengkak, saluran udara menyempit dan aliran udara yang masuk dan keluar paru-paru akan berkurang dan dapat menyebabkan sulit tidur, kelelahan, hilangnya waktu produktif.
Penyakit asma dibagi menjadi 3 macam yaitu[6]:
  1. Asma ringan yaitu dengan gejala masih bisa berbicara normal dan denyut nadinya sebesar kurang dari 100 jam per menit
  2. Asma ringan dengan gejala bisa berbicara tapi terbtah-batah, berjalan dengan jarak dekat,dan denyut nadi 100-120 per menit
  3. Asma berat dengan gejala tidak mampu berbicara dan denyut nadi lebih dari 120 per menit.

FAKTOR RESIKO ASMA

http://anak-medis.blogspot.com/2012/12/penyakit-pernafasan.html


  1.   ISPA
Penyakit pada gangguan pernapasan seperti rhinovirus, influenza, pneumonia, sinusitis berisiko mempengaruhi kinerja dari organ pernafasan yang dapat memperbesar resiko untuk terjadinya asma.[7]
  1.   Psikologi (emosi,cemas, stress, stimulus pekerjaan)
Factor emosi ataupun psikologi akan menurunkan imunitas tubuh hal ini juga yang dapat menyebabkan seseorang mendapatkan faKtor resiko asma. [7]
  1.   Alergen
Alergen seperti makanan atau minuman tertentu yang menjadi pantangan. Begitu pula dengan debu, serbuk sari bunga, rerumputan, bulu hewan, tengu, kecoa, jamur yang dapat menimbulkan reaksi pada mukosa bronkus yang mengakibatkan kontraksi otot polos, hyperemia serta sekresi lendir putih yang tebal.[7]
  1.   Lingkungan
Asap rokok, gas SO2, NO2 dapat menyebabkan reaksi pada saluran pernafasan seperti batuk dan juga pengeluaran lender menjadi penyumbang factor resiko terjadinya asma. [8]
  1.   Obat/pengawet
Aspirin, NSAID, sulfit, benzalkonium klorida, beta bloker.penggunaan bahanpengawet dapat menyebabkan reaksi tubuh yang berlebihan tak terkecuali dalam saluran pernafasan selain itu penggunaan obat tertentu dapat menimbulkan reaksi yang dapat memicu asma.[9]

Tingkat Pencegahan Penyakit ASMA


Menurut Danu suanto (2010), pencegahan asma dapat dilakukan dengan tiga langkah.[10]
  1. Pencegahan Primer
  • Pendidikan kesehatan
  Pendidikan kesehatan meliputi penginformasian mengenai asma dengan gejala, pencegahan dan juga penyebarannya,.
  • konsultasi genetik
    Genetic memudahkan seseorang untuk mendapatkan penyakit ini.
  • Sanitasi dan hygiene individu
Membebaskan lingkungan dari debu, asap rokok, bulu hewan, dan serbuk sari. Menggunakan masker, dan memasang filter rungan.
  • Olahraga teratur melatih tubuh menjadi sehat dan tidak rentan asma.
  1. Pencegahan Sekunder
  • Check up rutin
    Dapat dilakukan dengan melakukan check up pada dokter spesialis penyakit dalam yang berfungsi untuk mengontrol terjadinya asma agar tidak terlalu sering maupun fatal
  • Screening test
pemeriksaan fisik yakni dengan melihat frekuensi pernafasan,spirometri,maupun foto rotgen, pemeriksaan darah jika penyebabnya alergen dengan melihat peningkatan enofil
  • Pencarian kasus
melihat sebaran penyakit ini, sehingga akan mudah untuk melakukan penyuluhan maupun pengobatan pada wilayah yang spesifik
  • Pencegahan khusus
menjaga dan menghindarkan diri dari factor-faktor resiko yang rentan serta sering terdapat disekeliling penderita
  • Monitoring
Penderita mampu mengontrol asma agar asma yang dideritatidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan mencegahdari kefatalan
  • Pemberian obat yang rasional dan efektif sesuai dengan serangan yang terjadi. Pada serangan astma tingkat sedang dapat diobati dengan salbutamol (3x2-4mg/oral) denan inhaler, bisa juga dengan aminofilin 500-1200mg perhari secara oral.
3. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi dan memperkerjakan orang yang asma selayaknya yang sehatPada pencegahan ini orang dengan asma tetap diperlakukan layaknya orang normal dan juga perlu diadakan motivasi untuk pra penderita astma agar tetap mampu memposisikan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat yang saling membutuhkan.

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI TENTANG PENYAKIT ASMA
  1. Judul  : Hubungan riwayat Atopi orang tua dengan asma bronkhial padaanak usia 0-5 tahun di RSUD Muntilan Magelang
  • Peneliti : Iga Mapat daWita
  • Metode:Penelitian ini merupakan penelitian observasi onalanalitik denganpendekatan Case ControlSubjek penelitian adalah anak yang berusia 0-5 tahun di RSUD Muntilan.
  • Hasil: Subjek penelitian berjumlah 86 anak yang terdiri atas 43 anak yang terkena  Asma Bronkhial yang terdiri dari anak yang mempunyai riwayat atopi prang tua dan tidak mempunyai riwayat atopi orang tua sedangkan 43 bayi tidak terkena asma Bronkhial yang terdiri dari anak yang mempunyai riwayat atopi orang tua dan yang tidak mempunyai riwayat atopi orang tua.
  • Simpulan: Ada hubungan yang signifika antara riwayat atopi orang tua dengan Asma Bronkhial.[11]
  1. Judul :Pengaruh Pemberian Dini Susu Formula Pada Anak Terhadap Terjadinya Asma.
  • Peneliti: Ayu Rahimah
  • Metode:Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional analitik, dengan pendekatan metode Case control yang dilakukan di Bagian Anak RSUD dr. Moewardi Surakarta.
  • Hasil :Dari analisis statistik diperoleh nilai Odds Ratio, OR= 3,35 (interval kepercayaan 95% 1,566-7,203),

    artinya anak yang mendapat pemberian dini susu formula mempunyai kemungkinan 3,35 kali untuk menderita asma dibandingkan anak yang tidak mendapat pemberian dini susu formula. Dari uji Chi-Square diperoleh nilai p sebesar 0,002.
  • Kesimpulan :Terdapat hubungan yang bermakna dan signifikan antara pemberian dini susu formula pada anak terhadap terjadinya asma.[12]
  1. Judul:Hubungan Antara Senam Asma Dengan Tingkat Kepercayaan Diri Penderita Asma

  • Peneliti: Binuko Amarseto

  • Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara senam asma dengan tingkat kepercayaan diri penderita asma.

  • Metode:Penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional.

Hasil:Dari hasil uji tersebut menunjukkan adanya hubungan antara senam asma dengan tingkat kepercayaan diri penderita asma (p=0,001).[13]



KESIMPULAN

Asma adalah penyakit yang menyerang bronkus dan bronkiolus dimana pada saluran paru-paru tersebut menjadi sensitive karena disebabkan oleh debu, asap rokok, asap industri, serbuk sari, dan bulu hewan yang ditandai dengan sesak nafas, sulit bernafas, danbatuk. Banyak Hal yang menyebabkan asma factor resiko asma meliputi ISPA, alergi terhadap suatu zat, lingkungan yang buruk, pengaruh emosi, olahraga, dan obat pengawet. Pencegahan penyakit asma bisa dilakukan dengan 3 tingkatan yaitu pencegahan primer, sekunder, dan tersier.



SARAN

Untuk anda yang belum terkena penyakit Asma tetap terapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat, olahraga teratur untuk melatih tubuh menjadi bugar khusunya pernapasan. Bagi anda yang sudah terkena penyakit Asma berat ataupun ringan tetap selalu berpositif thinking agar terhindar dari resiko asma dan tentunya tetap menjaga pola hidup sehat dan teratur.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Kemenkes. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1023/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Pengendalian Asma. Jakarta : Depkes RI available in www.depkes.go.id/.../KMK%201023-XI-08%20pengendalianasma (diakses tanggal 12 Maret2013)
  2. Miol.300 Juta Orang Idap Penyakit Asma. Bangkok: Media Indonesia available in images.mrheri.multiply.multiplycontent.com  (diakses tanggal  22 Maret 2013)
  3. RISKESDAS.2007. Laporan Nasional riskesdas 2007. Available in Departemen Kesehatan. Asma di Indonesia. http://www.depkes.co.id (di Akses Tanggal 22 Maret 2013)
  4. Priadi, arif. 2009.  Biology 2 For Senior High School Year XI. Jakarta : Yudhistira.
  5. Konferensi Gina.1998.  What is known about asthma?. Barcelona. Available in http://www.ginasthma.org/documents/1/Pocket-Guide-for-Asthma Management-and-Prevention (diakses tanggal 12 Maret 2013.)
  6. WHO.2006.asthma. alveilebel in                                                                                                       http://www.who.int/topics/asthma/en/ diakses pada 1 Maret 2013
  7. Herdian.s, Marulam M.P, Gultom S.P.2005 Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
  8. Faktor Childhood Asthma and Wheezing, Importance of Maternal and
    Household smoking. 1996
  9. Purnomo. 2008. FAKTOR FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH
    TERHADAP KEJADIAN ASMA BRONKIAL PADA ANAK  (StudiKasusdi RS Kabupaten Kudus) (http://eprints.undip.ac.id/18656/1/P_U_R_N_O_M_O (diakses pada 17 maret 2013 jam: 6:21pm) 
  10. Danusuanto, Halim. 2010. Buku saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta:  
    Penerbit buku kedokteran EGC 
  11. MapatdaWita, iga. 2012. Hubungan Riwayat Atopi Orang Tua dengan Asma Bronkhial pada Anak Usia 0-5 tahun di RSUD Muntilan Magelang. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah. Available at http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/18631/1/0 accessed on March  22th , 2013 
  12. Rahimah, Ayu. 2011. Pengaruh Pemberian Dini Susu Formula Pada Anak Terhadap Terjadinya Asma. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah. Available at  http://etd.eprints.ums.ac.id/18602/  accessed on March  22th , 2013 
  13. Amarseto, Binuko.2010. Hubungan Antara Senam Asma Dengan Tingkat Kepercayaan Diri Penderita Asma.. Surakarta: Jurusan diploma IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Available at http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/10260 accessed on March  22th , 2013 
LAMPIRAN 

37 komentar:

  1. jelaskan apakah ada pengaruuh suhu pada malam hari atau pagi hari dengan timbulnya penyakit asma?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kami akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari ayu novitri,
      pengaruh suhu pada malam hari atau pagi hari dengan timbulnya penyakit asma. Kita ketahui bahwa suhu pada malam dan pagi hari itu dominan adalah suhu dingin, suhu dingin ini akan menyebabkan banyaknya tingkat partikel yang terbawa oleh udara yang menyebabkan asma kerap terjadi. Tapi dari beberapa artikel dan buku yang kami baca, penyakit asma biasa kambuh pada malam hari atau biasa di sebut asma noktural.
      Asma noktural ini penting karena kebanyakan kematian disebabkan serangan asma pada malam hari. Dari survei di Inggris didapati prevalensi asma nokturnal berkisar antara 61% dan 74%, dilaporkan pula 74% penderita yang terbangun satu kali dalam seminggu, 64% penderita terbangun sekurang-kurangnya tiga kali dalam seminggu, dan 26 % terbangun setiap malam. Gejala asma seperti wheezing dan batuk sering kali mengganggu tidur terurtama pada pukul 04.00 dan biasa disebut dengan morning dip. Selama ini sering dikatakan bahwa gangguan pernapasan di malam hari adalah hal yang berbeda, dan tidak ada kaitannya satu sama lain dengan penyakit asma yang diderita. Namun, sekarang telah disadari bahwa ada kaitan satu sama lalin antara gangguan pernapasan saat tidur di malam hari dengan penyakit asma yang mereka derita(William, 2006).
      Para ahli percaya bahwasanya multifaktorial berperan bersama-sama dalam menjadikan asma sering kambuh di malam hari. Penyebab – penyebab yang diyakini memberikan kontribusi dalam mencetuskan asma pada malam hari antara lain, ritme sirkardian, pengaktifan sekresi sel mast oleh alergen, pengaruh tidur, perubahan sekresi saluran nafas, posisi berbaring, GERD (Gastroesophageal Reflux Disorder), dan perubahan suhu.
      sekian penjelasan dari kami :) (nyayu nur qomaria)
      credit : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/01/08/analisis-pengaruh-waktu-malam-hari-terhadap-munculnya-penyakit-asma-sebagai-dasar-preventif-asma-nokturnal-517666.html

      Hapus
  2. Widi Astutty C. Daeli
    NIM 10111001051

    pertanyaan:
    di atas disinggung mengenai pencegahan primer tentang konsultasi genetik.
    nah, bagaimana hubungannya genetik dapat memudahkan seseorang terkena penyakit ini ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut buku Risk Faktor Childhood Asthma and Wheezing, Importance of Maternal and
      Household smoking yang ditulis oleh RI Ehrlich dkk bahwa Orang tua yang memiliki asma kemungkinan 8-16 kali menurunkan asma pada anaknya dibandingkan dengan orang tua yang tidak asma, terlebih lagi bila anak alergi terhadap tungau debu rumah. R.I Ehlich menginformasikan bahwa riwayat keluarga mempunyai hubungan yang bermakna (OR 2,77: 95% CI=1,11-2,48).
      Jadi jika orang dalam keluarga Anda memiliki alergi atau asma, kemungkinan anaknya juga mewarisi alergi tersebut, dan kesempatan Anak untuk mengembangkan asma lebih besar dari rata-rata. Terdapat beberapa gen yang terlibat dalam munculnya asma, dan gen-gen tersebut mungkin berbeda-beda pula pada setiap grup etnik. Gen-gen tersebut memiliki pengaruh tidak hanya kepada timbulnya penyakit asma, namun juga terhadap respon pada pengobatan yang diberikan. Karena itu tingkat keparahan penyakit maupun respon setiap penderita asma terhadap terapi yang diberikan akan berbeda-beda.
      terima kasih :) (Nyayu Nur Qomaria)
      credit : http://www.animaxline.com
      http://www.news-medical.net

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Asi Nauli Sitorus
    NIM 10111001032

    Pertanyaan :
    1. Berdasarkan artikel yang saya baca, dilakukan penelitian penyakit asma di Amerika & Eropa dengan hasil penelitian, bila salah satu orangtuanya mengidap penyakit asma, kemungkinan anaknya akan menderita asma yang resikonya 3X lipat lebih besar dari orang tuanya. Sedangkan, apabila kedua orangtuanya menderita asma, maka kemungkinan anaknya akan menderita asma yang resikonya 6X lipat lebih besar dari yg di derita orangtuanya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Jika benar, Jelaskan mekanisme terjadinya.

    2. Mengapa makanan jenis ikan laut dan telur bisa menyebabkan penyakit asma bronkial pada anak? jelaskan secara detail.

    terimakasih teman-teman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2. Telur dan ikan laut merupakan makanan yang dapat meningkatkan derajat hipersensitivitas seorang anak untuk mengidap asma di kemudian hari. Bagaimana peran makanan dapat mencetuskan serangan asma belum diketahui dengan pasti. Namun, menurut saya telur dan ikan laut merupakan makanan yang kaya histamin. Apabila kadar histamine tinggi dalam darah maka akan menimbulkan efek pelebaran pembuluh darah di mukosa sehingga terjadi pembengkakan dan penyumbatan pada saluran nafas.
      BY: FITRIANA MAYATAMA

      Hapus
    2. 1. kami menjawab pertanyaan dari saudara Asi mengenai faktor keturunan yang dapat menjadi salah satu faktor resiko terjadinya astma. seperti yang telah di jelaskan oleh sdri. Nyayu pada jawaban atas pertanyaan sdri. Widi menurut menurut buku Risk Faktor Childhood Asthma and Wheezing, Importance of Maternal and
      Household smoking yang ditulis oleh RI Ehrlich dkk bahwa Orang tua yang memiliki asma kemungkinan 8-16 kali menurunkan asma pada anaknya dibandingkan dengan orang tua yang tidak asma, terlebih lagi bila anak alergi terhadap tungau debu rumah. R.I Ehlich menginformasikan bahwa riwayat keluarga mempunyai hubungan yang bermakna (OR 2,77: 95% CI=1,11-2,48).
      Jadi jika orang dalam keluarga Anda memiliki alergi atau asma, kemungkinan anaknya juga mewarisi alergi tersebut, dan kesempatan Anak untuk mengembangkan asma lebih besar dari rata-rata. Terdapat beberapa gen yang terlibat dalam munculnya asma, dan gen-gen tersebut mungkin berbeda-beda pula pada setiap grup etnik. Gen-gen tersebut memiliki pengaruh tidak hanya kepada timbulnya penyakit asma, namun juga terhadap respon pada pengobatan yang diberikan. Karena itu tingkat keparahan penyakit maupun respon setiap penderita asma terhadap terapi yang diberikan akan berbeda-beda.
      jadi hal tersebut dapat terjadi dikarenakan faktor genetik yang mempengruhi gen yang terdapat pada anak. astma merupakan penyakit yang berkaitan erat dengan sensisitivitas yang dimiliki oleh seseorang terhadap saluran paru-paru yang nantinya akan menjadi khas terhadap penderitanya dikarenakan penyakiy ini bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan dan hanya dapat dikontrol perkembangannya pada tahap yang aman dan dianggap normal oleh penderitannya, keadaan inilah yang nantinya menjadi suatu bawaan bagi anak yang memiliki orang tua dengan asma, Namun perlu diingat bahwa walaupun seseorang memiliki predisposisi untuk astma karena keturunan, selama yang bersangkutan bebas dari factor penyebab maupun pencetus orang tersebut tidak akan menderita astma, dan setiap orang memiliki faktor pencetus yang berbeda-beda sehingga memiliki mekanisme yang berbeda dan unik setiap orangnya. jadi untuk mekanismnenya sendiri sangat sulit untuk dijelaskan secara jelas dikarenakan setiap orang memiliki gen yang berbeda, sensitivitas dan juga faktor penyebab maupun pencetus yang berbeda pula..
      BY: SRI LESTARI
      SUMBER: Danusuanto, Halim. 2010. Buku saku Ilmu Penyakit Paru .Jakarta: penerbit buku kedokteranEGC
      • Ehrlich RI, Toit DD, Jordaan E, Potter MZP, Volmink JA, Weinberg E. Risk Faktor Childhood Asthma and Wheezing, Importance of Maternal and Household smoking. 1996

      Hapus
    3. makasih buat penjelasannya.

      Hapus
  5. Kami dari kelompok DIABETES
    Anda menyebutkan bahwa saat ini pengendalian asma hanya bersifat kuratif dan kurang memperhatikan aspek preventif dan promotif. Padahal melalui aspek ini asma yang sifatnya menetap dapat dikendalikan sehingga tidak membuat gejalanya berulang dan menggagu aktifitas. Kemudian didalam pencegahan preventif anda menyebutkan salah satu penvegahannya adalah dengan "pendidikan kesehatan meliputi penginformasian mengenai asma dengan gejala, pencegahan dan juga penyebarannya"
    Dapaykan anda menjelaskan apa saja gejala asma tersebut dan bagaimana penyebaranny ? Apa yang anda maksudkan disana mengenai penyebaran ?
    terimakasih ^_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. selama ini masyarakat hanya melibatkan aspek kuratif saja dimana ketika gejala muncul asma baru diberi pengobatan seperti obat-obatan yang telah disebutkan pada pencegahan sekunder padahal asma yang sifatnya menetap tersebut dapat dikendalikan agar gejalanya tidak muncul dan menganggu aktifitas seperti menjaga lingkungan rumah dan aktifitas fisik berat dibatasi, hal ini lebih efektif dibandingkan harus dengan kuratif.

      adapun gejala asam secara umu yaitu: sesak nafas, nafas pensek, batuk berdahak dan gejala sering muncul saat malam menjelang dinihari. adapun gejala spesifik dapat dilihat di macam-macam pebyakit asma.

      karena asma bukanlah penyakit yang sifatnya menular maka tidak ada penularan secara fisik namun penyebarannya tinggi di daerah yang tingkat polusi udaranya tinggi. di Indonesia asma menjadi penyebab ketiga kematian sedangkan di dunia asma menjadi lima penyakit penyebab kematian ( Sri Yuli Rahayu)

      Hapus
    2. Terimakasih :)
      Ketika kita melakukan penyuluhan kesehtan dimayarakat, bukan hal untuk mereka memahami gejala spesifik yang anda jelaskan diatas, mengenai tekanan denyut nadi dan akses pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau adakah menrut anda alternatif lain agar kita dapat dengan mudah mengenali gejala asma ini ?

      Hapus
    3. memang bener sulit bagi masyarakat untuk memhami denyut nadi, tapi gejala awal yang mudah sekali untuk dikenali adalah sesak nafas, dimana nafas pendek, tersengal-sengal, dan sering diiringi dengan batuk berdahak itu saja gejala-awal yang dapat diketahui oleh masyarakat awam

      Hapus
    4. Beberapa cara mengetahui gejala spesifik asma yang dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat sbb:
      1. Mengi atau bengek, Timbul suara ketika bernafas terutama saat menghembuskan nafas.Hal ini terjadi ketika lendir menumpuk di saluran napas, yang sudah agak terbatas, sehingga sulit untuk bernafas.
      2. Dada terasa sesak, ketika menarik nafas terasa ada sebuah tali besar yang mngikat pada dada. Sehingga nafas menjadi cepat dan pendek
      3. Batuk, batuk asma berbeda dengan batuk lainnya. Biasanya batuk asma timbul pada malam hari/saat cuaca dingin, kontak dengan debu, asap rokok, bulu hewan dsb.
      Jadi, apabila ada gejala tersebut maka di duga orang tersebut menderita asma.
      By: FITRIANA MAYATAMA

      Hapus
  6. Nama : Bunga Ewita
    Nim : 10111001029

    untuk teman2 klmpok asma,
    kita tahu kan asma itu bisa terjadi karena faktor keturunan dan alergen, yg saya ingin tanyakan, apakah antara asma genetik dan asma karena alergen mekanisme terjadinya sama? Dan mana yang dampaknya lebih fatal?
    Thanks :)

    BalasHapus
  7. baiklah saya akan mencoba menjawab mekanisme asma genetik dan asama alergen itu berbeda hal ini dikarenakan kalau asma genetik itu penyebab dan faktor resikonya itu diturunkan orang tua pada anaknya karena gen itu dibawa seumur hidup dan ada pada diri orang jadi asma itu sudah ada sejak lahir dalam tubuhnya. sedangkan asma alergen itu hanya dapat kambuh hanya pada saat kita terpapar jenis alergen tetrtentu, misalnya kita alergi debu pada saat kita ada dijalan yang banyak debu dan terpapar maka asma akan kambuh. dampak yang lebih fatal adalah asma genetik karena kronis (menjangkit orang itu dalam waktu yang lama) dan resiko untuk sering kambuh lebih banyak. (meilinda elvita: 10111001012)

    BalasHapus
  8. assalamu'alaikum, w.w.

    nama: Puspita Selviani
    NIM : 10111001018

    pada beberapa artikel yang saya baca, kebanyakan ibu yang menderita asma menghindari kehamilan dengan beberapa alasan terkait penyakit asma yang dideritanya.
    berkaitan dgn hal tsb saya akan menanyakan,
    bagaimana bila ibu tsb menderita asma yang buruk dan tidak terkontrol saat ia hamil? apa akibatnya selama masa kehamilan ibu dan saat ia melahirkan? bagaimana itu bisa terjadi?
    dan apakah akan mempengaruhi bayi yang dikandungnya? berikan penjelasannya.

    sekian dan terima kasih :)

    BalasHapus
  9. Jika seorang ibu yang sedang hamil menderita asma maka akan beresiko melahirkan bayi prematur, BBLR, dan kematian pada bayi. Hal ini bisa terjadi karena ada berbagai faktor yang berasal dari plasenta yang dapat menyebabkan peradangan paru-paru pada ibu hamil dan ditambah lagi dengan terjadinya peningkatan hormon lain seperti PGF2 saat kehamilan yang bisa memperburuk asma.

    Penyakit asma yang tidak terkontrol saat hamil dapat mempengaruhi bayi yang dikandungnya seperi berikut:Jika ibu hamil mengandung anak perempuan maka kemungkinan terjadinya bayi berat lahir rendah, sedangkan jika anknya laki-laki tetap dapat lahir dan terlihat normal namun beresiko tinggi mengalami kematian.
    (FITRIANA MAYATAMA)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas jawabannya :)
      saya mau nanya lagi, kalau itu kan hal yang dapat memperburuk asma dari ibu yg sedang hamil, lalu bagaimana dengan pengaruh asma terhadap ibu hamil? pengaruhnya pada masa kehamilan dan pada saat ibu tsb melahirkan?

      Hapus
    2. asma terhadap ibu hamil cukup berpengaruh. seperti yang kita kethui bersama bahwa proses kehamilan menyebabkan adanya perubahan hormonal dan juga fisiologis. perubahan fisiologis yang terjadi dapt menyebabkan adanya tekanan di dalam abdomen maupun rongga dada yang berpengaruh terhadap saluran pernafasan yang dapat mengakibatkan meningkatnya resiko kambuhnya asma selain itu berbagai faktor yang berasal dari plasenta yang dapat menyebabkan peradangan paru-paru pada ibu hamil dan ditambah lagi dengan terjadinya peningkatan hormon lain seperti PGF2 saat kehamilan yang bisa memperburuk asma. Serangan asma seringkali muncul pada kehamilan minggu ke-24 sampai minggu ke-36, serangan hanya terjadi 10% selama persalinan (Tan and Thomson,2000)sedangkan pada saat persalinan sendiri asma memiliki resiko untuk terjadi yang cukup kecil hal ini disebabkan selama persalinan steroid alami dalam tubuh akan menjadi tinggi sehingga melindungi terhadap serangan asma namun pada asma berat yang sulit untuk dikontrol,Serangan asma berat yang terjadi pada waktu melahirkan dapat mengakibatkan proses melahirkan membutuhkan waktu yang lama karena hilangnya kontraksi otot-otot rahim dan panggul. Semua itu disebabkan karena kekurangan oksigen dalam sirkulasi darah ibu sehingga menimbulkan kelelahan fisik dan hilangnya tenaga untuk mengedan. Si ibu hamil akan mengalami hipoksia yang berakibat syok atau meninggal. Begitu pula janin yang dikandungnya bila terlalu lama berada di dalam rongga panggul akan mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) dan janin akan mengalami tekanan fisk yang terlalu lama dalam rongga panggul yang berakibat kematian.
      oleh sebab itu ibu hamil dengan asma sedang sampai berat memiliki peluang meningkatnya kelahiran dengan cara operasi caesar.
      dan bagi Anda yang menderita Asma sangat penting melakukan konsultasi dengan dokter selama masa kehamilan dan juga masa mendekati kelahiran hal ini guna mengontrol asma Anda :')

      sumber: http://mediskus.com/penyakit/asma-pada-ibu-hamil.html
      http://www.klinikasmaalergi.com/articles/wanita_hamil_dengan_asma.html

      by: Sri Lestari

      Hapus
    3. oke terima kasih teman atas jawabannya :)
      informasi yang bermanfaat :)

      Hapus
  10. nice posting teman..
    sedikit pertanyaan.. apakah faktor genetik sangat mempengaruhi seseorang mengindap penyakit asma? jenis kelamin apa yg paling rentan atas penyakit asma? tolong jelaskan ya teman.. thanks :)

    BalasHapus
  11. sebenarnya faktor genetik tidak memberikan pengaruh besar tehadap terjadinya asma karena bisa saja jika orang tua menderita asma anaknya kemungkinan tidak menderita asma. orang tua hanya menurunkan sifat alergi terhadap sesuatu kepada anaknya dan dapat menjadi pemicu terjadinya asma. jadi bukanlah secara gen yang memicu asma menurun dari orang tua ke anak hanya reaksi alergi orang tua yang menurun pada anak yang dapat memicu terjadinya asma. ketika alergi tersebut diturunkan dan didukung oleh faktor lingkungan maka asma mungkin saja terjadi.

    sebenarnya semua jenis kelamin memiliki resiko yang sama untuk menderita asma, hanya pada anak-anak laki-lakilah yang paling beresiko karena anak laki-laki tapi memasuki akil balik wanita lah yang sering menderita asma dan laki -laki penderita asma berkurang hal ini dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan bronkus laki-laki lebih cepat membesar dibandingkan dengan wanita, jumlah wanita penderita asma usia menepouse lebih tinggi dibandingkan pria karena perubahan sistem hormonal yang menyebabkan asma. terutam hormon esterogen yang produksinya berkurang ketika menepouse.
    ( SRI YULI RAHAYU)

    BalasHapus
  12. INDAH DWI WAHYUNI (10111001053)

    Assalamualaikum Wr.Wb, guys seperti yang kita tau kan para penderita asma sering memakai obat asma yang hisap, nah sekarang ini obat asma itu ada yang dijual dengan berbagai variasi bau (ex: menthol). Nah, bisakah kalian jelaskan apakah efek samping penggunaan obat asma jenis ini bagi penderita asma itu sendiri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut sumber yang saya baca ternyata penggunaan obat asma jenis ini memiliki efek samping bagi penderita itu sendiri seperti berikut:
      obat tersebut akan menyebabkan peradangan pada saluran bronchus bagi si penderita. Sumber utama masalahnya adalah pada efek menthol yang terkandung didalam obat asma tersebut, menthol tersebut akan meningkatkan cairan lendir, merubah suasana asam basah serta kelembaban dirongga hidung dan akan mengakibatkan ketergantungan pada si penderita.
      By: FITRIANA MAYATAMA

      Hapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mau tanya,mengapa penyakit asma bronkial pada ibu hamil dapa mengakibatkan BBLR

      Hapus
  14. Jesica Joana Khalim (10111001031)

    Pertanyaan saya adalah:
    Apakah orng yang menderita asma bisa tetap berolahraga? Mengapa?
    Apakah stres memicu asma?
    Bagaimana mengatasi asma yang kumat secara tiba" dan tidak membawa obat atau alat bantu nafas?

    Trimakasih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. orang yang menderita asma masih diperbolehkan berolahraga karna dengan berolahraga itu juga dapat melatih tingkat pernapasan dan meminimalisir terjadinya resiko penyakit asma yang kambuh sewaktu waktu namun, perlu diketahui pada penderita asma sendiri tidak boleh olahraga yang berlebihan seperti angkat beban karna apabiala terlalu banyak menggiatkan aktivitas yang berat maka kondisi pernapasan akan turun secara drastis dan memicu terjadinya kekambuhan asma itu sendiri dan berakibat fata pada penderita.

      ya benar karna stress sendiri mempunyai faktor resiko asma seperti yang telah kami jabarkan diatas bahwa orang dengan tingakat emosi yang berlebih dan banyak fikiran akan memicu asma itu sendiri kambuh hal ini disebabkan karna stimulus otak merangsang tubuh menggunaakan pemikiran yang berlebihan sehinggga kinerja organ tubuh menjadi lebih cepat dan tidak teratur .hal ini sebagaiman kita keahui apabila pikiran kita terlalu berat maka organ didalm tubuh secra psikis juga dapat ikut tertekan funginya.

      saya rasa apabila kita mendapatkan kekambuhan asma secara tiba tiba kita bisa meminta bantuan kepada orang orang yang berada dekat sekitar kita untuk membantu kita dalam proses pengobatan. karnna pada dasaranya jika kita telah mengetahui penyakit asma itu ada dalam diri kita langkah baikknya jika kita tetap waspada tehadap segala kemungkinan. krna penderita asma sendiri tidak bisa sembuh mendapatkan pengobtaan secara mandiri tanpa bantuan orang lain .
      trims (meilinda elvita)

      Hapus
  15. assalamualaikum...
    Nama: Lailatul Rahmah
    NIM: 10111001008

    saya ingn bertanya kpd klmpok asma..
    sdkit mmbgi crita, saya mmpunyai sepupu perempuan yang menderita pnykit asma yang diturunkan dari ayahnya. tetapi saat berusia skitar 8 tahun sepupu perempuan saya ditanyakan sembuh total dari penyakit asma, yang saya tanyakan apakah benar penyakit asma itu bisa disembuhkan? jika benar penyakit asma bisa disembuhkan tlong jelaskan mangapa bisa terjadi hal demikian? serta apa saja faktor yang dapat mendukung kesembuhan penyakit asma tsb. terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penyakit asma memang merupakan penyakit keturunan yg sulit disembuhkan. Namun, tidak menutup kemungkinan seseoramg sembuh total dari asma yang dideritanya.Asma bisa disembuhkan dengan total tergantung pada keparahan gejala asma yang muncul. Kesembuhan asma total dapat terjadi karena tingkat imunitas orang tersebut dan bagaimana cara mengontrol/mencegah kontak dengan faktor pencetus(debu, asap, bulu hewan,dsb).

      faktor yang dapat mendukung kesembuhannya adalah:
      1. Olahraga pagi secara teratur, karena dengan begitu nafas lebih teratur.
      2. Olahraga renang secara rutin
      Dan melakukan pencegahan primer-sekunder-tersier seperti yag dijelaskan pada bgian atas.
      By: FITRIANA MAYATAMA

      Hapus
    2. terima kasih atas pertanyaannya baiklah sdri. lailatul Rahma atas pertanyaan anda berikut jawaban kami
      Menurut KEMENKES (2008), asma adalah inflamasi abnormal bersifat kronik pada saluran nafas yang menyebabakan hipersensitif bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala berulang seperti menggigil, batuk, sesak nafas dan berat di dada, biasanya terjadi pada malam atau dini hari yang bersifat reversible baik dengan atau tanpa pengobatan.
      jadi dari pengertian diatas sudah sangat jelas bahwa penyakit asma sendiri merupakan penyakit yang disebabkan keabnormalan kronik pada saluran nafas dan bersifat reversible yang tentunya tidak dapat disembuhkan. walupun tidak dapat disembuhkan secara total namun asma dapat dikontrol oleh penderitanya, asma yang telah terkontrol ini akan tebebas dari kekambuhan asma dan aktivitas sehari-hari tidak akan terganggu. cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol asma sendiri adalah dengan menghindarkan diri dari faktor pencetus dan faktor resiko asma itu sendiri dan juga dapat melakukuan terapi asma.
      terima kasih...

      Hapus
  16. terima kasih atas pertanyaan sdri. jesica berikut jawaban yang dapat kami berikan:
    1. orang dengan asma tetap dapat melakukan aktivitas olahraga hanya saja olahraga yang dilakukan harus disesuaikan dengan kapasitas kemampuan diri penderita asma itu sendiri. bahkan olahraga berenang dapat menjadi salah satu terapi untuk mengontrol asma karena pada saat berenang otot dan saluran pernafasan bekerja secara dinamis untuk mengatur nafas, namun hal ini tentu harus di laksanakan dengan bijak oleh penderita asma karena berenang layaknya dapat memberikan kebaikan jika di lakukan dengan benar dan sesuai dan juga dapat berbahaya jika dilakukan tanpa pengaturan dan proses yang benar.
    2. stress dapat memicu asma, seperti yang kita ketahui Factor emosi ataupun psikologi akan menurunkan imunitas tubuh hal ini jua yang dapat menyebabkan seseorang mendapatkan factor resiko asma penyelidikan psikologik menyebutkan bahwa anak-anak yang menderita astma dan terlalu dimanjakan oleh keluarga mungkin mendapatkan serangan yang hebat
    3. ketika asma kambuh secara tiba-tiba kita dapat membawa penderita ke tempat kaya oksigen dan sebisa mungkin tempat tersebut tidak banyak terdapat alergen, kemudian dudukan penderita karena dengan duduk rongga dada dan paru cukup luas, buat penderita serileks mungkin, lalu bantu penderita dalam mengatur irama pernafasan,setelahnya dapat diberikan air minum guna membantu penderita untuk tetap rileks bagi penderita asma berat sembari kita melakukan hal diatas segera hubungi ambulans sebagai tindakan penyelamatan....

    sumber:http://nexcare.tigaem.net/16/799-Pertolongan-Pertama-Pada-Asma.html
    http://fk.uns.ac.id/index.php/penelitiandosen/detail/32/peran-stres-pada-serangan-asma
    http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/mitos.vs.fakta.asma/005/005/252
    * herdian.s, Marulam M.P, Gultom S.P.2005 Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC

    BalasHapus
  17. Nama: Nora Nindi Arista
    NIM: 10111001059

    yang ingin saya tanyakan yaitu bagaimana mekanisme Asap rokok dapat menyebabkan reaksi pada saluran pernafasan seperti batuk dan juga pengeluaran lendir yang dapat menjadi penyumbang factor resiko terjadinya asma tsb

    thank you :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya. atas pertanyaan sdri. Nora berikut jawaban kami
      Asap rokok dapat menyebabkan reaksi pada saluran pernafasan seperti batuk dan dapat menimbulkan reaksi pada mukosa bronkus yang mengakibatkan kontraksi otot polos, hiperemia serta sekresi lender putih yang tebal. penderita yang telah mengalami disensitivikasi terhadap suatu alergen nantinya akan membentuk antibody berupa imunoglobin IgE yang melekat pada sel mast pada mukosa bronkus. Molekul IgE akan menangkap bahan alergen lalu memisahkan diri dan nantinya akan melepaskan bahan seperti histamine dan prostaglin yang menyebabkan kontruksi bronkus. kontruksi bronkus inilah yang menyebabkan asma kambuh.*

      sumber: * herdian.s, Marulam M.P, Gultom S.P.2005 Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: penerbit buku kedokteranEGC

      by: Sri Lestari

      Hapus