Kumpulan literatur ilmiah mengenai penyakit-penyakit tidak menular yang dihimpun oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya Angkatan 2011

24 Mar 2013

Kanker Endometrium



Created by :
Desri Purwanti              (10111001025)          Dian Febrianty              (10111001026)
Emilia Dwi Sepdaleni     (10111001005)         Ria Puspita Sari            (10111001019)
Risma Oktaria              (10111001045)          Selly Francilia               (10111001020)

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya


Mind Map Kanker Endometrium







  Pendahuluan

            Kanker endometrium adalah kanker ginekologi yang paling sering ditemukan di Amerika Serikat. Kanker ini merupakan 46 % dari semua kanker ginekologi dan 11% dari semua kanker pada wanita. Kanker endometrium memiliki gambaran ASR yang khas yaitu meningkat dengan tajam dalam usia promenopause dengan puncaknya pada usia 65-75 tahun yang jumlahnya kurang lebih 110 kasus per 100.000 penduduk wanita per tahun.[1]


Kanker endometrium utamanya merupakan penyakit wanita-wanita kaya/makmur, kegemukan, dan pascamenopause dengan paritas rendah. Meskipun dapat diderita oleh wanita berusia lebih muda yang ditemukan hanya 1,2-8,4%. Jepang dan negara-negara berkembang mempunyai insiden 4-5 kali lebih rendah dari negara-negara industri barat. [1] 
Diperkirakan bahwa 46.470 wanita Amerika akan didiagnosis dengan penyakit ini pada tahun 2011, terhitung 6% dari kanker baru cases. Dengan kata lain, seorang wanita yang lahir di Amerika Serikat pada tahun 2011 memiliki risiko seumur hidup dari 1 dalam 39 mengembangkan endometrium cancer. seluruh dunia, diperkirakan bahwa lebih dari 287.000 perempuan akan didiagnosis dengan penyakit pada 2011.[5]
Di Indonesia sendiri, kanker endometrium masih belum akrab di masyarakat. Jenis kanker yang popular di kalangan wanita adalah kanker payudara, kanker serviks, atau kanker rahim. Meskipun kemungkinan mortalitas atau angka kematian dari penderita lebih kecil dibandingkan kanker yang lain, bukan berarti kanker endometrium tidak berbahaya. [3]
Jika dilihat secara epidemiologi deskriftif, di Indonesia belum ada data jumlah kasus kanker endometrium. Di RSCM Jakarta, ditemukan 72 kasus baru sepanjang tahun 1993-2004 dengan kecendrungan penderita lebih muda. Dan dijumpai 63,9% penderita yang berusia >50 tahun.[1]


Tahun 2005, kanker endometrium uterus telah mengalami peningkatan angka kejadian di Imdonesia, sebagian karena penderita hidup lebih dan pelaporan lebih akurat. sekitar 32.000 kasus diperkirakan akan terjadi setiap tahunnya dengan 5900 kematian. sepertiga wanita dengan perdarahan pascamenopause mempunyai kanker uterus. usia rata-rata  adalah 61, dan kebanyakan pasien setidaknya berusia 55 tahun.[6]
Bila angka kematian kanker serviks turun lebih dari 50% karena kemajuan skrining dan deteksi dini, maka kejadian kanker endometrium merupakan merupakan urutan kedua dalam keganasan ginekologi. Pengidap kanker endometrium setiap tahunnya terus mengalami kenaikan. [5]

 Definisi Kanker Endometrium

            Kanker endometrium adalah tumor ganas yang berasal dari lapisan dinding rahim yang disebut endometrium. Kadang-kadang disebut sebagai kanker rahim atau kanker uterus.[2] Kanker ini bukan merupakan penyakit akibat hubungan seksual. Wanita muda maupun yang sudah tua dapat terkena penyakit ini. Walaupun pada umumnya yang terserang wanita yang sudah tua.[3]


           Setiap bulan, endometrium berubah sebagai bagian dari siklus menstruasi. Pada awal siklus, indung telur/ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang menyebabkan penebalan endometrium. Pada pertengahan siklus, indung telur berhenti mengeluarkan estrogen dan mulai memproduksi hormon lain, yaitu progesteron. Progesteron mempersiapkan bagian dalam endometrium untuk mempertahankan embrio sehingga terjadi kehamilan. Jika proses penempelan embrio tidak terjadi, maka kadar progesteron akan menurun drastis. Bagian dalam endometrium inilah yang luruh menjadi darah menstruasi. Kanker dinding rahim terjadi ketika sel-sel dinding rahim mengalami perubahan dan mulai tumbuh tidak terkontrol ketika sel-sel tersebut tumbuh dan bertambah banyak, maka terbentuklah benjolan yang disebut tumor.[4]
Tapi bisa saja, karena tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim yang kemungkinan disebabkan oleh darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim. Kemungkinan lain adalah jaringan endometrium terbawa ke luar rahim melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.[3] 
Kanker endometrium dalam perjalanan etiologinya di dahului oleh proses prakanker yaitu hiperplasia endometrium. Hiperlasia endometrium yang atipik merupakan lesi prakanker dari kanker endometrium, sedangkan hiperlasia yang nonapitik saat ini dianggap bukan merupakan lesi prakanker endometrium. Etiologi kanker  endometrium masih belum jelas. Salah satu faktornya adalah hormon estrogen. Kanker endometrium yang berhubungan dengan hormonal atau yang disebut “hormonal dependent” adalah kanker endometrium jenis endometrioid. Sementara itu, kanker endometrium yang tidak dipengaruhi faktor hormonal dikelompokkan sebagai kanker endometrium yang non-endometrioid. Kanker endometrium yang non-endometrioid  umumnya lebih ganas dibandingkan dengan yang jenis endometrioid.[1]
Penelitian
 
  1. Wanita yang lebih tua ketika dia melahirkan memiliki risiko semakin rendah terkena kanker endometrium. Sebuah laporan studi terbaru yaitu sebuah tim besar para peneliti, yang dipimpin oleh V. Wendy Setiawan, asisten profesor kedokteran pencegahan di University of Southern California, data yang diperoleh dari 17 studi yang mencakup 8.671 kasus kanker endometrium dan 16.562 kontrol. Setelah disesuaikan untuk resiko yang diketahui, para peneliti menemukan bahwa wanita yang memiliki bayi terakhir mereka setelah usia 40 memiliki risiko berkurang 44 persen dari kanker endometrium, dibandingkan dengan wanita yang memiliki bayi mereka sebelum usia 25 tahun. [4]
  2. Untuk memeriksa dan membandingkan ekspresi telomerase pada adenokarsinoma endometrioid dan endometrium normal menggunakan pewarnaan imunohistokimia. Dalam penelitian ini menggunakan pewarnaan imunohistokimia, ekspresi telomerase secara signifikan berbeda antara adenokarsinoma endometrioid dan endometrium normal. Sebelas sampel kanker endometrioid dan sepuluh sampel endometrium normal diperoleh dari spesimen histerektomi. Sampel blok parafin semua menjalani pewarnaan imunohistokimia. Ekspresi telomerase mencetak secara semikuantitatif. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan uji Fisher. Sehingga dihasilkan bahwa telomerase ekspresi dalam adenokarsinoma endometrioid lebih tinggi daripada di endometrium normal. Ekspresi telomerase yang lemah memiliki 11,2 kali (1,04-120,36, CI 95%, p = 0,037), dan ekspresi telomerase moderat adalah 35,0 kali (1,74-703,0, IK95%, p = 0,016) hubungan yang lebih tinggi untuk kanker endometrioid, dibandingkan dengan ekspresi telomerase negatif . kesimpulannyaa adalah ekspresi Telomerase memiliki peran potensial untuk digunakan sebagai alat prediksi apakah sel endometrium yang normal memiliki kecenderungan untuk menjadi kanker endometrioid.[12] 
  3. Pada saat ini terapi alternatif yang lebih sering digunakan untuk sindrom ovarium polikistik adalah dengan senyawa sensitisasi insulin yaitu metformin dan troglitazon. Dengan terapi ini diharapkan sensitifitas tubuh terhadap insulin meningkat, sehingga dapat memperbaiki kelainan hormonal yang berhubungan dengan sindrom ini. Selain itujuga dapat menurunkan berat badan dengan cara memperbaiki metabolisme gula di perifer, meningkatkan penggunaan glukosa oleh usus dan menekan oksidasi asam lemak.[13] Pada percobaan, diberikan metformin dan plasebo selama 4 sampai8 minggu pada pasien sindrom ovarium polikistik dengan obesitas dan hiperinsulinemia. Pada 2 bulan pertama pemakaian metformin, pemulihan sudah terlihat jelas. Didapatkan penurunan sekresi insulin pada pasien yang menggunakan metformin. Konsentrasi testosteron bebas menurun sebagai akibat berkurangnya produksi testosteron dan meningkatnya SHBG.[14]

 


Faktor Risiko Kanker Rahim

Beberapa faktor risiko dari kanker rahim yaitu:
1.      Obesitas
Kadar estrogen dalam darah wanita yang obesitas lebih tinggi sehingga meningkatkan risiko kanker dinding rahim.[1]


Sumber :

2.      Diet Tinggi Lemak
Individu-individu yang mengkonsumsi diet tinggi lemak hewani cenderung lebih gemuk dibandingkan mereka yang menkonsumsi daging dalam jumlah yang lebih rendah. .[1]
3.      Sekresi Estrogen Endogen yang Unopposed
Stimulasi estrogen endogen yang tidak terlawan (unopposed) dapat dikaitkan dengan sel struma ovarium yang mensekresi estrogen.[1]
4.      Pemakaian Estrogen
Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan risiko kanker endometrium pada wanita-wanita yang menggunakan terapi pengganti estrogen untuk jangka waktu yang lama. Peningkatan risiko berkisar antara 2-15, tetapi menurun dengan pemberhentian penggunaan terapi pengganti estrogen.[1]
5.      Peristiwa Ginekologis dan Obstetrik
Wanita-wanita yang tidak pernah melahikan dua kali lipat lebih memungkinkan untuk menderita kanker endometrium dibandingkan dengan wanita yang pernah melahirkan anak. Kadar progesteron yang tinggi saat kehamilan dapat memberikan efek protektif.[1]
Wanita yang menopause sesudah umur 52 tahun akan terjadi peningkatan resiko sebesar 2,4 kali untuk terjadinya kanker endometrium.[7]
6.      Diabetes
Hiperinsulinemia merupakan suatu keadaan hiperestrogen termasuk penigkatan steroid.[1]
7.      Radiasi
Radiasi pelvis untuk kondisi-kondisi jinak atau maligna juga berhubungan dengan peningkatan insidens kanker endometrium.[1]
8.      Merokok
Nikotin yang terdapat di dalam rokok dapat merangsang dan bereaksi dengan selaput lendir sel-sel tubuh, salah satunya sel-sel pada rahim ynag dapat meningkatkan risiko kanker rahim.[8]
9.      Melahirkan di Usia Muda
Riset di Keck School of Medicine, (USC) mengindikasikan, perempuan yang melahirkan di bawah usia 25 tahun memiliki risiko besar mengidap kanker endometrium. Sebaliknya, perempuan yang melahirkan di atas usia 40 atau lebih mengalami penurunan risiko kanker endometrium sebesar 44 %.[10]
10.  Tamoxifen
Wanita pengguna tamoxifen akan terjadi peningkatan resiko karsinoma endometrium sebesar 2 - 3 kali.
[9]
11.  Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di ngara-negara yang sedang berkembang.[6]

Pencegahan Kanker Rahim/Endometrium


1.      Pencegahan Primer
·         Promosi Kesehatan
-          Sosialisasi kesehatan mengenai kanker rahim
-          Program kesehatan masyarakat
-          Konsultasi genetik
-          Penyediaan sanitasi yang baik
-          Pengendalian faktor lingkungan
-          Menerapkan pola hidup sehat[8]
·         Pencegahan Khusus
-          Hindari merokok
-          Pengunaan kontrasepsi oral kombinasi
-          Melakukan aktivitas fisik
-          Mengontrol obesitas dan diabetes
-          Konsumsi buah dan sayur
-          Hindari alkohol
-          Tidak berganti-ganti pasangan sex[1]


2.      Pencegahan Sekunder
·         Diagnosis awal dan Pengobatan Tepat
-          Tes laboratorium
-          Tes radiologi
-          Tes diagnosis
-          Pemberian obat yang rasional dan efektif[10]
·         Pembatasan kecacatan
-          Radioterapi
-          Terapi hormon atau kemotrapi
-          Tindakan operasi[7]
3.      Pencegahan Tersier
Melalui rehabilitas
·         Pemulihan trauma setelah melakukan operasi
·         Selalu meberikan support
·         Melakukan konultai secara berkala kepada pihak medis dan psikolog terkait dengan kondisi penderita secara fisik maupun psikologis pasca operasi.[8]


Kesimpulan


Kanker Endometrium terjadi pada organ endometrium atau pada dinding rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin.[11] Dapat terjadi ketika sel-sel dinding rahim mengalami perubahan dan mulai tumbuh tidak terkontrol dimana sel-sel tersebut tumbuh dan bertambah banyak, kemudian membentuk benjolan yang disebut tumor. Kanker ini bukan merupakan penyakit akibat hubungan seksual. Wanita muda maupun yang sudah tua dapat terkena penyakit ini.[10]


Link Youtube :
1. UTERUS WITH CANCER OF THE ENDOMETRIUM REMOVED BY TOTAL ABDOMINAL HYSTERECTOMY AND OVARIES AND TUBES 

2. Endometrial Cancer: Endometrial Cancer Is Treatable 

3. Endometrial Biopsy For Cancer Uterus

4. Histopathology Endometrium –Hyperplasia 


Daftar Pustaka
  
[1] Rasjidi, Imam. 2010. Epidemiologi Kanker pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto.
[2]Putra, Andi Darma. 2011. Kanker Endometrium, (online), (http://andidp.com/blog/kanker-endometrium.htm, diakses 2 Maret 2013)
 [3]id, Bugar web. 2011. Kanker Endomertium, (online), (http://bugar.web.id/kanker_endometrium.html, diakses 2 Maret 2013)
 [4]Guide, Health. 2007. Endometrial Cancer, (online)

[5]Holman, L, Lu, K, Glob. libr. women's med., (ISSN: 1756-2228) 2012; DOI 10.3843/GLOWM.10236. 2012. The Epidemiology of Endometrial Cancer, (online), (http://www.glowm.com/section_view/item/236, diakses 2 Maret 2013)

 [6] Mikail, Bramirus. 26 Juli 2012. Bahaya Melahirkan di Usia Muda.  (online)
 [7]Soekimin. 2000. Adenocarcinoma Endometrium, (Online),           (http://library.usu.ac.id/download/fk/fk-soekiman.htm, diakses 19 Maret         2013)
[8]Uterine Cancer. 2012. America: National Foundation of Cancer Research,
[9]Kanker endometrium. Gejala kanker endometrium. , (online)
(http://kankerendometrium.com/ , diakses tanggal 19 maret 2013)
[10]Whoellan. 2009. Kanker Endometrium. (online), (kankerendometrium.http://dokter-herbal.com/kanker-endometrium.html, diakses 19 maret 2013)
[11]UniversitasRespatiYogyakarta. 2011.  Kanker Endometrium, (online), 

[12]IndonesianJournalofObstetricsandGynecology. 2011. Comparison of Telomerase

Expression in Endometrioid Adenocarcinoma with Normal Endometrium, (online), (http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/IJOG/article/view/1180, diakses 23 Maret 2013)

[13] Muharam R, Benarto J, Kadarusman Y, HestiantoroA, Jacoeb TZ. Sindrom ovarium polikistik: diagnosis dan penatalaksanaannya. Maj Obstet Ginekol Indones 2000; 24: 219-23.
[14] Utiger RD. Insulin and the polycystic ovarian syndrome. N Engl J Med 1996; 335: 657-8.


Contact Person : desripurwanti@yahoo.co.id
twitter : @rriiaa19 / @dianfebb

53 komentar:

  1. silahkan berikan komentar yang bermanfaat terima kasih :)

    BalasHapus
  2. Makasih atas kerja kerasnya :))
    SEMANGAT !!

    BalasHapus
  3. ditunggu masukkan berupa kritik dan saran :) kalo ada yang mau ditanya, silahkan tinggalkan dikolom komentar, terimakasih :)

    BalasHapus
  4. Muhammad Rizki :
    pertanyaan : 1. " menurut penjelasan yg anda paparkan tadi dan yang saya tangkap, faktor resiko kanker endometrium tetapi tampaknya terutama mempengaruhi wanita yang sudah menopause dan terutama mereka yang berusia 50 tahun dan lebih tua, kenapa begitu dan bisa anda jelaskan ?
    pertanyaan ke 2 : ada suatu informasi yang saya baca, bahwa kopi katanya dapat mencegah kanker endometrium, benarkah atau gimana? tolong kasih penjelasannya ya kawan" :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih pertanyaannya :)
      baiklah, kami akan menjawab pertnyaan 1,mengapa faktor resiko terjadi pada wanita yang sudah menoupause dan > 50 thn karena yang telah kita ketahui bahwa pada saat pascamenopause seorang wanita itu ditandai dengan penurunan hormon estrogen. Sedangkan selama masa reproduktif, pembentukan rahim diikuti dengan pelepasan dinding rahim pada setiap siklus mentruasi. Berkurangnya kadar estrogen pada menopause menyebabkan tidak terjadinya lapisan epitel pada rongga rahim. Tetapi, terjadi perubahan hormon androstenedion menjadi estrogen yang seharusnya dibuang melalui lemak dan ditangkap oleh tubuh. Akibatnya, hormon estrogen meningkat dan menstimulasi selaput lendir rahim yang nantinya akan memicu sel kanker.

      kemudian pertanyaan yang ke2 bahwa kopi dapat mencegah kanker endometrium. jawabannya "YA" karena menurut Edward Giovannucci, MD. ScD, pimpinan riset sekaligus profesor nutrisi dan epidemologi dari Harvard School of Public Health, meyakini bahwa kopi merupakan zat pelindung kanker, terutama kanker yang berhubungan dengan ketidakseimbangan berat badan, atau ketidakmampuan tubuh memproses estrogen dan insulin. Dan yang kami sudah jelaskan tadi bahwa faktor resiko kanker endometrium salah satunya yaitu tingginya kadar estrogen dalam tubuh. Namun, berkurangnya resiko kanker ini hanya muncul pada mereka yang mengonsumsi kopi dalam jangka waktu lama, dan dalam tingkat konsumsi sedang sampai besar. Dengan meminum empat cangkir kopi sehari menyebabkan berkurangnya risiko kanker endometrial pada perempuan hingga 255 persen.

      Hapus
    2. terima kasih atas jawaban nya kawan :)

      Hapus
    3. iya, sama-sama :)

      Hapus
  5. Nosi Melasari
    10111001016

    pertanyaan: menurut pemaparan anda, wanita yang melahirkan di usia dibawah 25 tahun punya resiko tinggi mengidap kanker ini dan bagi yang memliki bayi terakhir mereka di usia 40 tahun keatas punya resiko lebih rendah.. nah,, bagaimana dengan wanita yang mereka sudah melahirkan di usia dibawah 25 tahun dan pada usia 40 tahun ke atas mereka melahirkan kembali?
    thx..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. terimakasih pertanyaannya, kami akan mencoba menjawab pertnyaan dari saudari nosi. menurut kami, seperti yang telah dijelaskan diatas "Riset di Keck School of Medicine, (USC) mengindikasikan, perempuan yang melahirkan di bawah usia 25 tahun memiliki risiko besar mengidap kanker endometrium. Sebaliknya, perempuan yang melahirkan di atas usia 40 atau lebih mengalami penurunan risiko kanker endometrium sebesar 44 %." wanita tersebut memang akan memiliki resiko tinggi mengidap kanker rahim pada saat dia melahirkan di bawah usia 25 tahun dan pada saat dia melahirkan bayi terakhir di usia 40 thn ke atas wanita tersebut tetap beresiko tinggi karena dari awal sudah mempunyai faktor resiko yang tinggi terhadap kanker endometrium tersebut.
      Tapi hal itu belum bisa dipastikan karena belum ada penelitian yang berkelanjutan dan juga seperti yang kami jelaskan bahwa kasus kanker ini masih sedikit ditemukan.

      Dan meningkat atau menurunnya faktor resiko sebuah penyakit itu atas kehendak dan kembali kepada Allah. hhehe *yg ini just kidding :p

      Hapus
    3. Hai Nosi :) sedikit hal yang akan kami tambahkan berkaitan dengan pertanyaan anda bahwa jika memiliki salah satu dari faktor resiko kanker endometrium tidak berarti seorang wanita akan menderita kanker dinding rahim, tetapi resiko wanita tersebut untuk menderita kanker dinding rahim lebih tinggi daripada wanita tanpa faktor resiko. Jadi, wanita yang melahirkan di usia dibawah 25 tahun dan memliki bayi terakhir mereka di usia 40 tahun masih akan memiliki faktor risiko terhadap kanker endometrium ini. terima kasih :)

      http://www.deherba.com/apa-itu-kanker-endometrium.html

      Hapus
    4. nosi melasari

      okay,, thx untuk jawabannya..

      Hapus
  6. hamida yanti
    10111001061
    pertanyaan,, anda bahwa kanker endometrium itu masih jarang ditemukan di indonesia.. yang ingin saya tenyakan yaitu mengapa hal itu bisa terjadi? mengapa hanya kanker servik yang bnyak ditemukan di indonesia..
    selajutnya :) anda menyebutkan bahwa salah satu penyebab tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim yaitu disebabkan oleh darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim. yang ingin saya tanyakan yaitu aktivitas apa saja yang bisa menyebabkan darah menstruasi seseorang itu bisa masuk kembali ke tuba falopii?
    terimakasih ats jawabannya teman-teman,,,, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. terima kasih atas pertanyaanya. saya mewakili kelompok kanker endometrium akan mencoba menjawab pertanyaan ini. Mengapa kejadian kanker endometrium jarang terjadi di Indonesia sedangkan kanker servik lebih banyak ditemukan itu karana masyarakat Indonesia banyak yang menikah di usia dini dan melakukan kehamilan dan melahirkan berulang kali dibandingkan dengan masyarakat di Negara lainnya selain itu masih sedikitnya masyarakat Indonesia yang memakai alat kontrasepsi yang mengandung hormone esterogen dan progesterone yang merupakan salah satu fakor pemicu terjadinya kanker endometrium karena kebanyakan wanita indonesia memilih memakai pil sebagai alat kontrasepsinya karena lebih praktis dan murah. juga menu makanan dan life style mereka berbeda dengan masyarakat indonesia seperti merokok karena masih jarang ditemukan perempuan merokok di indonesia, diet lemak dan mengonsumsi obat kanker payudara (tamoxifen) sehingga kejadian kanker endometrium masih sedikit ditemukan di Indonesia walaupun sekarang sudah mengalami peningkatan.

      Terkait pertanyaan anda yang kedua apabila yang anda tanyakan terkait cara atau mekanisme masuknya kembali darah menstruasi ke tuba falopi dapat anda baca jawabannya dari jawaban saudari desri dari pertanyaan saudari Nui.

      Sekedar pengetahuan, ada sebuah penelitian mengenai cara paling efektif utuk mencegah kanker endometrium yaitu dengan memperbanyak aktivitas fisik yang menghasilkan keringat, seperti olahrahga. Karena olahraga dapat membakar lemak tubuh yang dapat memicu timbulnya kanker selain itu perempuan yang duduk sembilan jam dalam sehari dapat berpeluang terkena kanker endometrium dua kali lebih tinggi daripada perempuan yang duduk tiga jam dalam sehari. Trima kasiih, semoga bermanfaat dan maaf jika banyak kekurangan.. :D

      Hapus
    4. oke,, terimakasih ata jawabannyaa temann :)

      Hapus
  7. saya nurul aini (10111001036) ingin mewakili kelompok kami (Kecelakaan lalu lintas) untuk bertanya.
    dalam sebuh situs saya membaca bahwa kanker endometrium adalah jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim. Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim. Tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim kemungkinan disebabkan oleh darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim.
    yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana mekanisme masuknya kembali darah menstruasi ke tuba falopii dan apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
    terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Nurul Aini :) saya mewakili kelompok kanker endometrium akan mencoba menjawab pertanyaan anda, pertanyaan anda tentang mekanisme masuknya kembali darah menstruasi ke tuba falopii. Nah yang dimaksud dengan masuknya kembali darah menstruasi ke tuba falopii itu maksudnya bukan darah yang telah keluar sebagai darah kotor masuk diserap kembali kedalam tuba falopii. Akan tetapi kita ketahui setiap bulan, endometrium berubah sebagai bagian dari siklus menstruasi. Pada awal siklus, indung telur/ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang menyebabkan penebalan endometrium. Pada pertengahan siklus, indung telur berhenti mengeluarkan estrogen dan mulai memproduksi hormon lain, yaitu progesteron. Progesteron mempersiapkan bagian dalam endometrium untuk mempertahankan embrio sehingga terjadi kehamilan. Jika proses penempelan embrio tidak terjadi, maka kadar progesteron akan menurun drastis. Bagian dalam endometrium inilah yang luruh menjadi darah menstruasi. Kanker dinding rahim terjadi ketika sel-sel dinding rahim mengalami perubahan dan mulai tumbuh tidak terkontrol ketika sel-sel tersebut tumbuh dan bertambah banyak, maka terbentuklah benjolan yang disebut tumor. Dan kejadian inilah yang dimaksudkan sebagai masuknya kembali darah menstruasi ke tuba falopii. terimakasih atas pertanyannya :)

      Referensi : http://www.deherba.com

      Hapus
    2. oke. makasih jawabannya desri :)

      Hapus
  8. hamida yanti
    10111001061
    saya dari kelompok kecelakaan lalu lintas
    pertanyaan,, anda menyebutkan bahwa kanker endometrium itu masih jarang ditemukan di indonesia.. yang ingin saya tenyakan yaitu mengapa hal itu bisa terjadi? mengapa hanya kanker servik yang bnyak ditemukan di indonesia..
    selajutnya :) anda menyebutkan bahwa salah satu penyebab tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim yaitu disebabkan oleh darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim. yang ingin saya tanyakan yaitu apa saja yang bisa menyebabkan darah menstruasi seseorang itu bisa masuk kembali ke tuba falopii?
    terimakasih ats jawabannya teman-teman,,,, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai :) Pertanyaan ini sudah dijawab oleh saudari selly diatas, silakan dibaca :) terima kasih sudah berpartisipasi :) hihihihi

      Hapus
    2. okeee,, maap tekirim ulang,, heheh

      Hapus
  9. Muhammad Rizki pertanyaan q diatas dengan NIM ( 10111001014 )

    BalasHapus
  10. Titin Elia Ningsi Harahap
    (10111001023)
    Menurut penjelasan teman2 yang diatas,bahwa faktor resiko kanker endometrium salah satunya yaitu melahirkan di usia muda, yang ingin saya tanyakan, kenapa perempuan yang melahirkan di bawah usia 25 tahun memiliki resiko besar mengidap kanker endometrium, sedangkan perempuan yang melahirkan diatas 40 tahun lebih mengalami penurunan resiko kanker endometrium ? kenapa bisa begitu?
    dan, kenapa wanita yang tidak pernah melahirkan dua kali lipat lebih memungkinkan untuk menderita kanker endometrium dibandingkan dengan wanita yang pernah melahirkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mewakili kelompok kanker endometrium untuk menjawab pertanyaan anda.
      Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita yang melahirkan pada usia 30 - 40 tahun memiliki risiko kanker endometrium yang lebih rendah dibandingkan dengan melahirkan di bawah usia 25 tahun. Hal ini dikarenakan bagi wanita yang melahirkan pada usia 30 - 34 tahun memiliki risiko kanker endometrium 17% lebih rendah sementara wanita yang melahirkan antara usia 35 - 39 tahun, risiko kanker endometrium menurun hingga 32% .
      menurut peneliti Wendy Setiawan, profesor pengobatan pencegahan dari Keck School of Medicine, University of Southern California "Efeknya justru terlihat pada wanita-wanita yang sudah berumur. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungannya telah berlangsung selama bertahun-tahun,"
      Peneliti meninjau data dari 17 studi yang melibatkan 8.671 wanita yang mengidap kanker endometrium dan 16.562 wanita yang tidak mengidap penyakit tersebut. Secara khusus, peneliti mengamati bagaimana melahirkan anak berpengaruh terhadap risiko kanker partisipan, tak lupa dengan mempertimbangkan variabel lain yang diketahui dapat mempengaruhi risikonya seperti penggunaan kontrasepsi dan jumlah anak.
      hal ini menjelaskan bahwa semakin bertambah usia maka efek perlindungan terhadap kanker endometrium semakin tinggi.
      selain itu peneliti juga menambahkan bahwa mungkin hormon kehamilan bermanfaat untuk mencegah kanker pada usia senja. Melahirkan sendiri juga diyakini mampu membersihkan rahim dari sel-sel penyebab kanker atau bisa jadi wanita yang bisa hamil di usia senja memiliki rahim yang lebih sehat.
      tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan mengapa melahirkan di usia tua memiliki efek perlindungan terhadap kanker endometrium.
      (Referensi: http://health.detik.com )

      untuk pertanyaan kedua, telah kami jelaskan sebelumnya mengapa wanita yang tidak pernah melahirkan dua kali lipat lebih memungkinkan untuk menderita kanker endometrium dibandingkan dengan wanita yang pernah melahirkan. Hal ini disebabkan karena ketika seorang wanita sedang hamil, ia memiliki kadar progesteron yang tinggi. Kadar progesteron inilah yang dapat memberikan efek protektif terhadap kanker endometrium. Oleh karena itu wanita yang tidak pernah melahirkan lebih beresiko terserang kanker ini.

      Terima kasih atas pertanyaannya :))

      Hapus
    2. oke... Makasih atas jawabannya kawan...:)

      Hapus
  11. DEBBY YULIA SARI
    10111001056

    1. Berdasarkan penjelasan anda di atas bahwa salah satu faktor resiko kanker endometrium yaitu "penggunaan terapi pengganti estrogen untuk jangka waktu yang lama". Yang ingin saya tanyakan apa yang dimaksud dengan terapi pengganti estrogen itu tolong jelaskan dan berikan contohnya?

    2. Radiasi pelvis juga dapat meningkatkan faktor resiko kanker endometrium, berikan contohnya tindakan seperti apa yang termasuk radiasi pelvis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mewakili kelompok kanker endometrium untuk menjawab pertanyaan anda :D
      1. Terapi pengganti estrogen adalah terapi pemberian hormon estrogen atau kombinasi estrogen dengan progestogen/androgen untuk pengobatan atau pencegahan keluhan-keluhan yang ditimbulkan akibat kekurangan hormon pengganti dapat berupa pemberian pil, meskipun kadang-kadang kulit patch dan krim vagina. Keluhan yang dialami seperti :
      a) Gangguan vasomotor ( gejolak panas, keringat banyak, jantung berdebar-debar dab rasa berat atau sakit pada kepala )
      b) Psikologik ( perasaan takut kehilangan daya tarik feminim dan takut menjadi tua, gelisah mudah tersinggung, lekas marah, tidak konsentrasi, pelupa, kehilangan kepercayaan dan kemampuan membuat keputusan, depresi, gangguan libido, gangguan tidur )
      c) Keluhan urogenital ( nyeri sanggama, vagina kering, keputihan, infeksi, perdarahan pasca sanggama, gatal pada vagina atau vulva, iritasi, prolapsus uteri atau vagina inkontinensia urine, infeksi saluran kemih berulang, nyeri berkemih )
      d) Wanita tanpa keluhan tapi dengan risiko tinggi seperti menopause sebelum 45 tahun, risiko osteoporosis, hiperkolesterolemia

      Karena saudara hanya menanyakan apa itu Terapi pengganti estrogen saja, tetapi kami tetap ingin menjelaskan mengapa terapi ini sebagai salah satu faktor resiko kanker endometrium. Di Indonesia biasanya terapi ini digunakan pada wanita-wanita yang telah menopause untuk mempertahankan tingkat kesuburannya. Tetapi efek pemberian hormon ini justru menyebabkan resiko kanker endometrium. Karena telah diketahui bahwa estrogen merangsang pertumbuhan lapisan dalam rahim (endometrium) saat menstruasi. Pertumbuhan ini dapat terus tak terkendali, yang mengakibatkan kanker.

      2. contoh tindakan terkait radiasi pelvis adalah radioterapi pada kanker serviks. Radiasi ini dapat menjadi faktor resiko kanker endometrium jika dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang lama.

      terima kasih atas pertanyaannya :))

      Hapus
  12. Assalamualaikum.
    Nama : FEBY HAPPY MONICA
    NIM : 10111001052

    Saya perwakilan dari kelompok HIPERTENSI, ingin bertanya seputar kanker endometrium yang menjadi topik bahasan kelompok ini.
    1.Berdasarkan paparan mengenai endometrium yang telah kelompok ini buat menyatakan di bagian
    kesimpulan "Kanker Endometrium bukan merupakan penyakit akibat hubungan seksual". Namun,
    dibagian pencegahan primer yakni pencegahan khusus anda menyebutkan bahwa " Tidak berganti-ganti
    pasangan sex merupakan salah satu pencegahan kanker endometrium ini".
    Yang ingin saya tanyakan :
    - Mengapa tidak berganti-ganti pasangan sex dapat menjadi salah satu pencegah terjadinya kanker
    endomerium?
    - Jika tindakan berganti-ganti pasangan ini dapat memicu timbulnya kanker endometrium, mengapa di
    bagian kesimpulan dinyatakan "Kanker Endometrium bukan merupakan penyakit akibat
    hubungan seksual"? tolong penjelasannya ya. :)

    2. Berdasarkan suatu situs yang saya baca, beberapa penderita kanker endometrium memiliki riwayat
    penyakit hipertensi. Apakah benar hipertensi juga merupakan salah satu faktor resiko timbulnya kanker
    endometrium ini? tolong jelaskan.
    makasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya mewakili klmpk akan menjawab pertanyaab feby
      1. sebenarnya memang kanker endometrium bukan merupakan penyakit akibat
      hubungan seksual (alasan kami menuliskannya di kesimpulan), namun hal ini juga bisa dijadikan pencegahan karena apabila wanita yang sering berganti-ganti pasangan atau pasangannya yg sering berganti-ganti pasangan maka wanita tersebut akan terpapar dengan mikroorganisme/penyakit dari pasangannya yang juga dapat menginfeksi rahim ataupun disekitar rahim. Selain itu berganti pasangan dapat menyebabkan penyakit lain yang nantinya akan menyebabkan penyakit kanker endometrium, Contoh: wanita yang sering berganti pasangan akan berisiko terkena penyakit kanker serviks dan kelamin, apabila mereka terkena kanker serviks dan melakukan pengobatan dengan radioterpi dengan radiasi pelvis (Sekitar Panggul) maka radiasi tersebiut bisa saja mengenai sel-sel sehat pada ENDOMETIRUM/RAHIM yang dapat menyebabkan kanker endometrium. Itulah alasan kami untuk memasukkan " tidak berganiti-ganti pasangan" ke dalam pencegahan.

      Hapus
    2. 2. untuk pertanyaan ke 2 mengenai benar ataupun tidaknya hiopertensi sbg faktor risiko kanker endometrium, kami belum mendapatkan data yang akurat, namun dari beberapa penelitian memang benar kebanyakan wanita denagn kanker endometrium memiliki riwayat hipertensi.

      hipertensi ini mungkin dapat dikaitkan dengan hormon estrogen dari penggunaan pil KB oral, yang mana kita tahu apabila estrogen meningkat dan memapar rahim maka dapat berisiko terkena kanker rahim. kita tau banyak sekali wanita yang masih menggunakan pil KB oral. Estrogen eksogen sering pada kontrasepsi oral yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder pada wanita. Dari data yang ada selama 24 tahun banyak wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral didapatkan peningkatan tekanan darah sistol dan diastol. Pengguna kontrasepsi oral harus dimonitor tekanan darahnya setidaknya setiap 6 bulan. Bila tekanan darah meningkat.
      (http://www.jantunghipertensi.com/hipertensi/78.html)

      Hapus
  13. kami dari kelompok ASMA ingin bertanya :
    pada pencegahan primer diatas dijelaskan bahwa bagian dari pencegahan khususnya yaitu Penggunaan kontrasepsi oral kombinasi, nah bagaimana mekanismenya? tolong dijelaskan
    yang kedua, dari beberapa artikel yang saya baca, faktor resiko kanker endometrium juga adalah riwayat pertama kali datang haid, wanita yang mendapat siklus haid pertamanya pada usia dibawah 12 tahun lebih berisiko terkena kanker endometrium, bisakah anda menjelaskan tentang pernyataan tersebut?
    yang ketiga, masih pada faktor resiko kanker endometrium yaitu radiasi, disitu ditulis radiasi pelvis, apa yang dimaksud radiasi pelvis? dan bagaimana hal itu bisa terjadi?
    terima kasih teman :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimksh prtnyaanny nyay :) Kami akan menjawab
      1. Kontrasepsi oral kombinasi mengandung preparat progestin dan sintetik estrogen yang bertujuan untuk mencegah kehamilan dengan menghambat terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur oleh indung telur melalui ditekannya hormon LH dan FSH, mempertebal lendir leher rahim (mukosa servikal), serta menghalangi tumbuhnya lapisan endometrium.
      Ketersediaan pil kombinasi juga dapat dibagi menurut dosis estrogennya, yaitu pil kombinasi yang memiliki estrogen dosis tinggi dan yang mengandung estrogen dosis rendah. Pil kombinasi yang memiliki estrogen dosis tinggi biasanya ditujukan kepada wanita yang biasa mengonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsi).
      Selain untuk kontrasepsi, oral kombinasi juga bisa dimanfaatkan untuk menangani rasa nyeri saat haid (dismenorea), metroragia, serta menoragia. Oral kombinasi tidak disarankan untuk digunakan kepada wanita menyusui, sampai setidaknya enam bulan setelah melahirkan. Pil oral kombinasi yang dikonsumsi oleh ibu yang menyusui dapat menurunkan volume air susu dan kandungan zat lemak serta protein yang terkandung dalam air susu.
      Kontrasepsi ini dapat digunakan sebagai pencegahan kanker endometrium karena kontrasepsi ini tidak hanya mengandung hormon estrogen dalam dosis yang tinggi namun jg terdapat progesteron.

      2. wanita yang mengalami menstruasi dini atau di bawah 12 tahun memang benar lebih berisiko menderita kanker endometrium, hal ini dikarenakan wanita tersebut akan lebih lama terpapar estrogen dari wanita lain yang tidak mengalami menstruasi dini, dimana kita tahu paparan estrogen yang terus menerus sangat berbahaya bagi rahim karena dapat merangsang tumbuhnya lapisan endometrium yang apabila dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan kanker endometrium.

      Hapus
    2. 3. Radiasi pelvis merupakan radioterapi pada seluruh panggul (whole pelvis radiation, misalnya digunakan untuk radioterapi kanker serviks. radiasi ini dapat menyebabkan kanker endometrium apabila radiasi ini memapar sel-sel sehat endometrium dan jika dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang lama.

      Hapus
  14. nama saya putri intan eriska (10111001040) mau nanya ni.. diantara beberapa faktor resiko disebutkan bahwa adanya faktor lingkungan dapat meningkatkan timbulnya kanker endometrium, yang ingin saya tanyakan adalah faktor lingkungan seperti apa yang sangat beresiko menimbulkan kanker ini?
    dan saya pernah membaca di suatu situs yang mengatakan bahwa usia menstruasi yang dini (<12 thn) dapat meningkatkan resiko terjangkit kanker endometrium, yang ingin saya tanyakan apakah pernyataan itu benar dan jika benar mengapa hal tersebut dapat meningkatkan resiko kanker endometrium?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Putri Intan :) kami akan mencoba menjawab pertanyaan anda :) faktor lingkungan yang dapat menjadi faktor risiko penyebab kanker endometrium itu adalah seperti tempat tinggal dan tempat pekerjaan yang tidak diperhatikan kebersihnnya serta menu makanan yang tidak sehat dan mengandung banyak bahan penyebab kanker.
      referensi : http://kankerendometrium.com/ http://ridwanaz.com/kesehatan/mengenal-kanker-rahim-atau-endometrium/

      pertanyaan yang kedua menstruasi yang dini (<12 thn) dapat meningkatkan resiko terjangkit kanker endometrium itu disebabkan karena periode menstruasi yang lama, menstruasi yang dimulai pada usia dini (sebelum 12 tahun) dan seperti yang kita ketahui usia menopause rata-rata seorang wanita itu sekitar umur 50 tahun keatas, sehingga semakin cepat usia menstruasi pertama makin panjang siklus yang dilami, sehingga makin sering endometrium terpajan pada estrogen. Dan seperti yang telah kami jelaskan bahwa estrogen adalah faktor resiko penyebab kanker endometrium tersebut.
      referensi : http://www.andidarmaputra.com/beta/blog/post/blog/2012/12/16/kanker-endometrium

      terimakasih atas pertanyaannya :)

      Hapus
    2. terima kasih Desri atas jawabannya :)
      bermanfaat sekali...

      Hapus
  15. Fithroh Amaliyah Putri
    10111001028

    Di posting dituliskan bahwa "Wanita pengguna tamoxifen akan terjadi peningkatan resiko karsinoma endometrium sebesar 2 - 3 kali." Bisa dijelaskan tamoxifen itu apa dan bagaimana dia mempengaruhi tubuh sehingga bisa menjadi salah satu faktor resiko kaker endometrium ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mewakili kelompok endometrium akan menjawab pertanyaan anda:
      Tamoxifen adalah modulator reseptor estrogen selektif. Tamoxifen biasanya digunakan untuk mengobati kanker payudara. Tetapi ternyata penggunaan tamoxifen ini memiliki efek samping terhadap endometrium. Karena ternyata Pada bulan Februari 1996 review terdiri dari ilmuwan dari berbagai negara menyimpulkan "bahwa ada bukti yang cukup untuk menganggap tamoxifen sebagai karsinogen manusia yang meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker endometrium, lapisan dalam rahim." nah bagaimana tamoxifen ini mempengaruhi tubuh secara jelasnya belum dapat kami jelaskan. Yang pasti ada beberapa penelitian yang telah membuktikan bahwa Tamoxifen ini merupakan faktor resiko kanker endometrium.
      Pada bulan September 2000, The Lancet melaporkan sebuah studi yang menunjukkan bahwa obat tamoxifen, sering digunakan untuk mengobati kanker payudara dan sebagai pencegahan pada beberapa wanita berisiko tinggi juga, tetapi ternyata meningkatkan risiko terkena kanker endometrium. Selain itu, risiko ini meningkat dengan waktu, yang menyebabkan peneliti untuk mempertanyakan penggunaan obat pada wanita sehat. Ditemukan bahwa wanita yang mengambil tamoxifen untuk 2 sampai 5 tahun sudah memiliki dua kali resiko kanker sebagai wanita yang tidak menggunakan obat. Wanita yang telah diambil selama bertahun-tahun sekitar 5 tahun atau lebih memiliki risiko tujuh kali lebih tinggi terkena kanker endometrium. Peningkatan risiko total untuk semua wanita yang menggunakan tamoxifen sama sekali adalah 50%. Kanker endometrium maju lebih umum pada wanita yang telah mengambil tamoxifen jangka panjang dibandingkan pada mereka yang tidak. Kelangsungan hidup 3 tahun untuk kanker endometrium adalah "jauh lebih buruk" untuk jangka panjang pengguna tamoxifen. ( referensi: http://id.innerself.com/ )

      Terima kasih atas pertanyaannya :))

      Hapus
    2. saya menambahkan sedikit mengenai tamoxifen ini sehingga dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.
      tamoxifen ini merupakan senyawa antiestrogen yang bekerja secara antagonis kuat terhadap reseptor estrogen dan biasanya digunakan untuk mencegah atau mengoati kanker payudara. Namun efek dari penggunaan tamoksifen ini menyerupai estrogen terhadap rahim, yang mana kita tahu paparan dari estrogen itu sendidri berbahaya bagi rahim.

      Hapus
  16. assalamu'alaikum kelompok kanker endometrium :D
    Saya Niken Tri Gusti (10111001015) ingin menanyakan apakah ada tanda dan gejala khusus yang timbul ketika terkena penyakit ini? jika tidak, bagaimana pendapat kalian agar kita dapat mendiagnosis dini tanpa harus melakukan tes laboratorium dan sebagainya terutama bagi orang2 yang perekonomiannya rendah yang tentunya tidak sanggup untuk membayar biaya tes tersebut? lalu, penyakt inikan masih kurang familiar di telinga masyarakat. nah, apakah sudah ada orang yang mengidap penyakit ini khususnya yang terjadi di Indonesia? jika ia, berhasilkah ia dalam menghambat pertumbuhan penyakit itu karena yg saya ketahui, penyakit kanker itu belum ada obatnya?cara seperti apa yang ia lakukan?terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam

      Saya mewakilili kelompok kami akan mkencoba menjawab pertanyaan dari Saudari Niken.
      Seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan di atas, kanker endometrium utamanya merupakan penyakit wanita-wanita kaya/makmur dan kasusu penyakit ini banyak ditemukan di negara maju seperti Amerika dan jarang ditemukan di negara berkembang seperti di negara kita, Indonesia.
      Adapun gejala dari kanker ini ialah :
      1. Nyeri Panggul
      Ditandai oleh rasa sakit atau tekanan di bawah pusar. Nyerinya terjadi terus-menerus dan tidak terbatas pada sebelum mens saja.
      2. Perut Terasa Membesar dan kembung
      Gejalaini yang paling sering diabaikan, karena sering dianggap sebagai sakit maag biasa. Bedanya dengan sakit maag biasa, sering kali pada kembung yang terjadi pada kanker sering kali sangat parah sampai-sampai yang bersangkutan tidak dapat mengancingkan celana mereka, atau bahkan harus memperbesar ukuran celana mereka.
      3. Nyeri Punggung Bawah yang Menetap
      Nyerinya terjadi pada punggung bagian bawah, dan sensasinya tumpul. Banyak wanita yang menggambarkannya dengan ekspresi “mirip seperti sakitnya melahirkan”.
      4. Pendarahan Vagina Abnormal
      Ini adalah tanda yang paling umum pada jenis-jenis keganasan ginekologis. Tandanya antara lain adalah perdarahan mens yang luar biasa banyak, perdarahan di antara siklus mens, serta perdarahan pada saat – dan setelah – melakukan hubungan sex.
      5. Demam Berkepanjangan
      Demam yang tidak kunjung turun (atau naik-turun) dalam 7 hari atau lebih harus dilaporkan ke dokter. Meskipun banyak penyakit -khususnya infeksi- yang menimbulkan demam, juga merupakan salah satu tanda adanya kanker.
      6. Rasa Tidak Enak Perut atau Perubahan Pola Buang Air Besar
      Selain tanda dari kanker usus besar, tanda ini juga merupakan gejala adanya kanker ginekologis.
      7. Penurunan Berat Badan Yang Tidak Wajar
      Penurunan hingga 5 kg atau lebih tanpa disengaja adalah suatu hal aneh dan tidak lazim. Hampir seluruh kanker jenis manapun memiliki tanda ini. Meskipun wanita secara normal memiliki fluktuasi naik-turun berat badan secara periodik, penurunan hingga 5 kg atau lebih wajib diperiksakan ke dokter.
      8. Kelainan pada vulva dan vagina
      Kita haruas waspada ketika terjadi kelainan vulva dan vagina ketika terdapat luka, nyeri, perubahan warna, atau keluarnya cairan.
      9. Kelelahan Tanpa Alasan
      Setiap penderita kanker akan mengeluhkan kelelahan / kelemahan tubuh tanpa alasan yang jelas. Maksudnya adalah tidak ada aktivitas fisik maupun psikis (stress, problem berat, depresi termasuk di sini) bermakna yang mendahului timbulnya kelelahan tersebut. Kelemahan ini lebih sering terjadi pada kanker stadium lanjut; namun kadang-kadang juga timbul pada stadium dini.

      Mengenai kasus di Indonesia, sebelumnya juga telah kami paparkan pada pendahuluan.
      Di Indonesia sendiri, kanker endometrium masih belum akrab di masyarakat. Jenis kanker yang popular di kalangan wanita adalah kanker payudara, kanker serviks, atau kanker rahim. Meskipun kemungkinan mortalitas atau angka kematian dari penderita lebih kecil dibandingkan kanker yang lain, bukan berarti kanker endometrium tidak berbahaya.
      Jika dilihat secara epidemiologi deskriftif, di Indonesia belum ada data jumlah kasus kanker endometrium. Di RSCM Jakarta, ditemukan 72 kasus baru sepanjang tahun 1993-2004 dengan kecendrungan penderita lebih muda. Dan dijumpai 63,9% penderita yang berusia >50 tahun. Karena angka kejadian kasus ini masih sangat sedikit di Innonesia, data dari sistem pengobatan yang dilakukan juga sulit untuk ditemukan. Namun pengobatan yang secara umum dilakukan untuk menangani penyakit ini adalah dengan pemberian obat yang rasional dan efektif, radioterapi, terapi hormon atau kemotrapi, dan tindakan operasi.

      terimakasih atas pertanyaannya :)

      Hapus
  17. Saya Herman Brawijaya (10111001047), atas nama pribadi ingin brtanya..

    Endometrium itu kn merupakan bagian dari rahim,
    trus apa bedanya antara Kanker Rahim dgn Kanker Endometrium,
    apakh salah satuny dikarenakn adanya organ target dari unsur faktor risk? atau bgaimna?

    trima ksih atas jawabanny,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamu'alikum

      Saya mewakili kelompok kami akan mencoba menjawab pertanyaan dari Saudara
      Definisi kanker endometrium sebelumnya telah kami uraikan diatas. Kanker endometrium adalah tumor ganas yang berasal dari lapisan dinding rahim yang disebut endometrium. Kadang-kadang disebut sebagai kanker rahim atau kanker uterus. Berdasarkan definisi tersebut kami menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara kankier endometrium dan kanker rahim.

      Terimaksih atas pertanyaannya :)

      Hapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. Nama : Aprida Ananda Siregar
    Nim : 10111001001

    pertayaan :
    menurut definisi di atas, kanker endometrium yang tidak dipengaruhi faktor hormonal dikelompokkan sebagai kanker endometrium yang non-endometrioid. Kanker endometrium yang non-endometrioid umumnya lebih ganas dibandingkan dengan yang jenis endometrioid. mengapa demikian?
    Saya masih kurang paham, dengan pernyataan diatas.
    Terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kelompok Endometrium30/3/13 16:36

      Hai afrida :) kami akan mencoba menjawab pertanyaan anda :) Kanker endometrium yang non-endometrioid umumnya bersifat lebih ganas dibandingkan dengan yang jenis endometrioid. berikut perjalanan Kanker endometrium dimulai dari proses prakanker yaitu hiperplasia endometrium. Hiperplasia endometrium itu sendiri merupakan keadaan dimana endometrium tumbuh secara berlebihan. Kelainan ini bersifat benigna ( jinak ), akan tetapi pada sejumlah kasus dapat berkembang kearah keganasan uterus. Hiperplasia endometrium yang atipik merupakan lesi prakanker dari kanker endometrium, sedangkan hiperplasia yang nonatipik saat ini dianggap bukan merupakan lesi prakanker kanker endometrium. Kanker endometrium yang berhubungan dengan hormonal atau yang disebut “hormonal dependent” adalah kanker endometrium jenis endometrioid. Sedangkan kanker endometrium yang tidak dipengaruhi oleh faktor hormonal dikelompokan sebagai kanker endometrium yang non-endometrioid.

      terima kasih atas pertanyaannya :)

      Hapus
  20. anda menjelaskan bahwa faktor resiko penyebab kanker endometrium adalha lingkungan dan pola makan lalu lingkungan yang bagaiman yang menyebabkan kanker endometrium ?

    lalu nyeri saat haid apakah ada kemungkinan kita terserang kanker endometrium ( sri yuli rahayu )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kelompok Endometrium30/3/13 22:42

      terima kasih atas pertanyaan malam hari dari saudari yang hampir saja kami lewatkan :)

      untuk pertanyaan anda yang pertama sudah kami jawab sebelumnya, karena pertanyaan anda sama dengan saudari Putri Intan ( silahkan dibaca lagi ) :))

      untuk pertanyaan kedua, jika seorang wanita mengalami nyeri pada saat haid pertama-tama dia harus memastikan dulu nyeri yang di alami adalah nyeri yang wajar atau tidak wajar. Karena ada beberapa orang wanita yang selalu mengalami nyeri ketika menstruasi dan hal ini merupakan hal yang biasa. Nah jika nyeri yang dialami terasa aneh dan parah bisa saja terdapat gangguan atau penyakit didalam rahim kita. Bisa saja ada kista, tumor, atau bisa juga kita terserang kanker endometrium. Yang pasti adalah kita harus tanggap dan segera memeriksakan diri kepada dokter sebelum terlambat.

      terimakasih atas pertanyaannya :))

      Hapus
  21. selamat malam saya ingin bertanya menagapa hipertensi dapat menyebabkan kanker serviks ??

    BalasHapus
  22. Selamat malam, saya ingin bertanya:
    1. apakah kanker endometrium ini menular?
    2. apakah kanker endometrium ini bisa menyebabkan kematian?
    3. Apakah penderita kanker endometrium tidak bisa memiliki keturunan?
    4. Kanker apa saja yang menular?
    Mohon penjelasannya terima kasih

    BalasHapus